Umum

Do’a Sholat Dhuha Arab dan Latin beserta Terjemah dan Tafsir

Doa Sholat Dhuha – Sholat Dhuha adalah merupakan sholat sunnah yang untuk dilakukan selepas sholat subuh serta sebelum sholat dhuhur. Sholat ini juga dikenal dengan sebutan sholat wustha atau sholat tengah hari. Sholat Dhuha adalah merupakan salah satu dari sejumlah sholat sunnah yang dianjurkan untuk dikerjakan oleh umat muslim.

Sholat Dhuha bisa untuk dilakukan dengan 2 rakaat, 4 rakaat, 6 rakaat, atau 8 rakaat. Akan tetapi, yang paling umum untuk dilakukan adalah merupakan 4 rakaat. Didalam setiap rakaat, untuk dilakukan dengan takbiratul ihram, membaca surat Al-Fatihah, serta membaca surat lainnya. Setelah selesai rakaat pertama, untuk dilakukan dengan ruku’ serta sujud seperti sholat pada umumnya.

Sholat Dhuha dianjurkan untuk untuk dilakukan pada waktu Dhuha, adalah sekitar pukul 07.00 sampai 09.00 pagi. Akan tetapi, waktu yang paling utama untuk melakukan sholat Dhuha adalah merupakan sekitar pukul 08.00 pagi.

Sholat Dhuha adalah merupakan sholat yang dianjurkan untuk dikerjakan dikarenakan mempunyai banyak keutamaan, diantaranya:

  • Memiliki pahala yang besar dari Allah SWT
  • Memperoleh perlindungan dari Allah SWT
  • Memperoleh rezeki yang halal serta lancar
  • Memperoleh keselamatan dunia serta akhirat
  • Memperoleh ketenangan jiwa serta kesadaran didalam diri

Baca juga: Doa Qunut Arab dan Latin Subuh, Nazilah Lengkap serta Artinya

Berikut adalah merupakan doa yang dapat kamu baca setelah selesai melaksanakan Sholat Dhuha

Do’a Sholat Dhuha

اَللّٰهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ اَللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ. بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ

Arab-Latin:

Allahumma innad-duhaa’a duhaa’uka wal bahaa’a bahaa’uka wal jamaala jamaaluka wal quwwata quwwatuka wal-qudrota qudratuka wal ‘ismata ‘ismatuka. Allaahumma in kaana rizqii fis-samaa’i fa anzilhu, wa in kaana fil ardi fa akhrijhu, wa in kaana mu’assiran fa yassirhu, wa in kaana haraaman fa tahhirhu wa in kaana ba’iidan fa qarribhu bi haqqi duhaa’ika wa bahaa’ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatinii maa ataita ‘ibaadakash-shalihiin.

Terjemah Arti:

“Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, serta penjagaan adalah penjagaan-Mu. Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di didalam bumi maka keluarkanlah, apabila susah didapat maka mudahkanlah, apabila haram maka sucikanlah, apabila jauh maka dekatkanlah. Ya Allah dengan hak dhuha-Mu, keindahan-Mu, kekuatan-Mu, serta kekuasaan-Mu, datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hamba-Mu yang sholeh.”

Penjelasan serta Catatan Tentang Do’a Shalat Dhuha

doa sholat Dhuha

Salah satu waktu yang dianjurkan kepada kita untuk berdoa adalah setelah kita menyelesaikan suatu ibadah, dikarenakan ketika itu hati seorang hamba didalam keadaan menghadap kepada Tuhannya serta dekat kepada-Nya. Serta banyak diriwayatkan dari Rasulullah bahwa beliau berdoa setelah berwudhu, setelah shalat, setelah berbuka puasa, serta setelah ibadah-ibadah lainnya.

Serta terdapat satu doa yang telah dikenal luas di masyarakat sebagai doa yang dibaca setelah melaksanakan shalat dhuha. Serta pada kesempatan ini kita akan menjelaskan maknanya, sumbernya, serta hukum membacanya.

Makna Doa

اَللّٰهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ(Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, serta penjagaan adalah penjagaan-Mu)
Kalimat ini berisi penegasan bahwa waktu dhuha adalah milik Allah; serta semua keindahan, kekuatan, kekuasaan, serta perlindungan juga hanya milik-Nya.

اَللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ (Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di didalam bumi maka keluarkanlah, apabila susah didapat maka mudahkanlah, apabila haram maka sucikanlah, apabila jauh maka dekatkanlah)
Kalimat ini mengandung permohonan kepada Allah agar Beliau mengaruniakan rezeki kepada orang yang membaca doa ini serta memberi kemudahan kepadanya didalam memiliki rezeki; dikarenakan Dialah Yang Maha Pemberi Rezeki.

بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ (Ya Allah, dengan hak dhuha-Mu, keindahan-Mu, kekuatan-Mu, serta kekuasaan-Mu, datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hamba-Mu yang shalih)
Kalimat ini mengandung permohonan kepada Allah agar Beliau mengaruniakan kepadanya kebaikan yang Beliau berikan kepada para hamba-Nya yang shalih, setelah ia berwasilah dengan waktu dhuha, keindahan, kekuatan, serta kekuasaan-Nya.

Sumber Doa

Harus diketahui bahwa doa ini bukan berasal dari al-Qur’an atau as-Sunnah. Akan tetapi doa ini -dengan redaksi penuh seperti ini- disebutkan didalam sejumlah kitab madzhab Syafi’i, yaitu didalam kitab Hasyiyah al-Jumal 1/485, kitab I’anah ath-Thalibin 1/295, serta kitab Tuhfah al-Muhtaj 2/231.

Serta didalam kitab al-Mujalasah wa Jawahir al-Ilmi nomor. 3425 diriwayatkan potongan dari doa ini, bahwa al-Ashma’i mendengar seorang wanita badui berdoa di padang Arafah:

اللهُمَّ! إِنْ كَانَ رِزْقِي فِي السَّمَاءِ؛ فَأَنْزِلْهُ، وَإِنْ كَانَ فِي الأَرْضِ؛ فَأَخْرِجْهُ، وَإِنْ كَانَ نَائِيًا؛ فَقَرِّبْهُ، وَإِنْ كَانَ قَرِيبًا؛ فَيَسِّرْهُ.

“Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di didalam bumi maka keluarkanlah, apabila jauh maka dekatkanlah, serta apabila dekat maka mudakanlah.”

Pembahasan Fiqih

Hukum Membaca Doa Ini
Apabila terdapat doa dari al-Qur’an serta as-Sunnah yang cocok dengan permintaan yang kita inginkan, maka lebih baik serta lebih utama bagi kita untuk membaca doa tersebut; akan tetapi kalau tidak, maka kita bisa berdoa kepada Allah dengan doa kita sendiri cocok dengan yang kita inginkan, baik itu didalam perkara dunia maupun akhirat. Hal tersebut dikarenakan tidak disyaratkan suatu doa harus berasal dari al-Qur’an atau as-Sunnah; akan tetapi selama doa itu tidak mengandung dosa, pemutusan silaturrahim, atau hal-hal lain yang menyelisihi syariat, maka doa itu boleh kita baca serta kita mohonkan kepada Allah.

Telah disebutkan sebelumnya, bahwa doa ini tidak bersumber dari al-Qur’an serta as-Sunnah; serta dari penjelasan di atas, kita bisa mengetahui hukum membaca doa shalat dhuha ini. Serta kita akan mencermati doa ini dari dua sisi; dari sisi redaksinya serta dari sisi pengamalannya:

Apabila kita perhatikan dari sisi redaksi doa ini, kita tidak menemukan sesuatu yang bertentangan dengan syariat, kecuali pada kalimat (بِحَقِّ ضُحَاءِكَ) “Dengan hak waktu dhuha-Mu”, kalimat ini ditujukan sebagai wasilah agar doa ini lebih mudah dikabulkan, akan tetapi bertawassul dengan hak waktu dhuha adalah merupakan tawassul yang dilarang, dikarenakan tidak diketahui didalam syariat bahwa waktu dhuha mempunyai hak atas Allah yang menjadikan-Nya harus mengabulkan doa tersebut. Sehingga ini adalah merupakan tawassul kepada Allah dengan sesuatu yang bukan adalah merupakan wasilah menurut syariat.

Sedangkan dari sisi pengamalan, terdapat pengkhususan doa ini untuk dibaca setelah shalat dhuha, serta ini adalah merupakan hal penting yang harus dicermati, dikarenakan hal tersebut bisa membuka pintu perbuatan bid’ah; dikarenakan salah satu bentuk bid’ah adalah dengan mengaitkan suatu ibadah dengan tempat, waktu, cara, atau jumlah tertentu, padahal syariat tidak mengaitkannya dengan hal-hal tersebut. Serta terlebih lagi kalau terdapat orang yang membuat serta meyakini doa ini sebagai sunnah yang dibaca setelah shalat dhuha.

Setelah kita mengetahui hal tersebut, maka lebih baik bagi kita untuk membaca doa lain yang berasal dari al-Qur’an atas as-Sunnah yang cocok dengan apa yang mau kita mohonkan kepada Allah. Apabila kita mengharapkan keluasan rezeki dari Allah maka banyak doa yang bisa kita baca yang berasal dari al-Qur’an serta as-Sunnah, sebagai contoh doa yang berasal didalam al-Qur’an:

رَبِّ إِنِّيْ لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيْرٌ

“Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat membutuhkan setiap kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku.” (QS. Al-Qashas: 24).

Serta contoh doa yang berasal dari as-Sunnah:

اللَّهُمَّ اكْفِنِي بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنِي بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ

“Ya Allah, cukupkanlah diriku dengan yang Engkau halalkan dari hal yang Engkau haramkan; serta kayakanlah aku dengan karunia-Mu sehingga aku tidak membutuhkan kepada selain-Mu.” (HR. at-Tirmidzi nomor. 3563).

Serta kalau kita tidak bisa menghafal doa-doa dari al-Qur’an serta as-Sunnah atau tidak mengetahuinya, maka kita bisa berdoa kepada Allah dengan doa dari kita sendiri serta dengan bahasa kita sendiri, selama doa tersebut tidak mengandung hal-hal yang bertentangan dengan syariat. Sungguh Allah Maha Luas rahmat serta karunia-Nya, lagi Maha Mengabulkan doa.

Dalam mengamalkan sholat Dhuha, sebaiknya kita memahami makna dan keutamaan dari sholat tersebut, serta kita harus ikhlas dan tulus dalam melakukannya. Semoga dengan mengamalkan sholat Dhuha, kita dapat selalu mendapatkan pertolongan dan perlindungan dari Allah SWT.

Secara keseluruhan, sholat Dhuha merupakan sholat sunnah yang dianjurkan untuk dikerjakan setelah sholat subuh dan sebelum sholat dhuhur. Sholat Dhuha memiliki banyak keutamaan yang dapat memberikan manfaat bagi kehidupan umat muslim. Oleh karena itu, sebaiknya kita mengamalkan sholat Dhuha dengan ikhlas dan tulus, agar dapat selalu mendapatkan pertolongan dan perlindungan dari Allah SWT.

Artikel terkait

Back to top button