Deforestation: Pengertian, Penyebab, dan Dampaknya
Setiap tahunnya keberadaan hutan di dunia selalu mengalami penurunan. Penurunan luas hutan yang ada di dunia tersebut tidak terlepas dari adanya kegiatan manusia seperti degradasi hutan hingga deforestation. Padahal keberadaan hutan ini bagi planet Bumi sangatlah penting, terutama adalah sebagai sumber oksigen yang pasti dibutuhkan oleh makhluk hidup.
Berbicara mengenai deforestation atau deforestasi, saat ini sangat banyak hutan di dunia yang mengalami hal tersebut. Namun bagi beberapa orang mungkin masih belum memahami tentang apa itu deforestation. Untuk itu berikut adalah penjelasan.
Pengertian Deforestation
Deforestation mempunyai beberapa arti yakni tebang habis atau pembukaan hutan merupakan penebangan hutan atau tegakan pohon dari lahan yang sesudah itu dikonversi menjadi lahan non hutan. Lebih lanjut deforestation dapat melibatkan konversi lahan hutan untuk menjadi peternakan, pertanian, ataupun pembangunan perkotaan.
Menurut Pangan serta Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa mendefinisikan deforestation sebagai konversi hutan untuk menjadi penggunaan lahan lain (terlepas apakah kegiatan tersebut dikarenakan oleh manusia).
Penyebab Deforestation
Menurut Sekretariat Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC), diketahui kalau penyebab utama deforestation yakni pertanian. Tercatat kalau pertanian subsisten bertanggung jawab terhadap 48% deforestation, 32% pertanian komersial, penebangan 14%, serta penebangan kayu bakar mencapai 5%.
Namun di sisi lain penyebab deforestation kontemporer yakni adanya korupsi di lembaga pemerintah, ketidakadilan terhadap kekuasaan serta kekayaan, pertumbuhan penduduk, serta urbanisasi. Globalisasi juga dianggap sebagai penyebab deforestation mulai dari arus tenaga kerja, modal, serta komoditas.
Perubahan iklim menjadi penyebab lain dari deforestation. Sekeliling 23% tutupan hutan di Bumi telah hilang akibat kebakaran hutan serta perubahan iklim sehingga meningkatkan frekuensi serta kekuatannya. Peningkatan suhu menjadikan kebakaran hutan terus meninggi besar, terutama di hutan boreal.
Dampak Deforestation
Akibat yang ditimbulkan oleh kegiatan deforestation sangat merugikan. Mulai dari kepunahan, perubahan kondisi iklim, berpindahnya populasi, hingga penggurunan. Kondisi-kondisi tersebut dapat diketahui dari catatan masa terus melalui fosil.
Tak hanya itu saja, deforestation memberikan pengaruh buruk terhadap biosekuestrasi karbon dioksida yang ada di atmosfer, meningkatkan siklus umpan balik negatif yang turut berkontribusi terhadap pemanasan global.
Deforestation bertanggung jawab terhadap 20% emisi gas rumah kaca dunia. Berdasarkan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim, deforestation terbesar terjadi di wilayah tropis dengan tingkatan hingga 12% dari total emisi karbon dioksida antropogenik.
Dampak lanjut dari deforestation yakni terjadi erosi tanah yang sangat merugikan sehingga nantinya berubah menjadi degradasi dalam bentuk lahan kosong.
Akibat deforestation juga terjadi pada siklus air. Saat hutan hilang, tidak ada lagi pohon yang menyerap air tanah melalui akarnya setelah itu dilepaskan ke atmosfer, sehingga iklim serta tanah berubah menjadi lebih kering. Tanah yang kering mengakibatkan asupan air menjadi rendah untuk dapat diekstraksi oleh pohon.
Akibat deforestation bagi kesehatan berkaitan dengan penyakit dari hutan, seperti malaria, rabies, virus nipah serta lainnya. Seperti yang diketahui kalau banyak hewan tinggal di dalam hutan. Ketika hewan-hewan tersebut kehilangan tempat tinggal, mereka akan berpindah ke tempat lain, salah satunya ke pemukiman penduduk.
Contoh Deforestation
Contoh dari deforestation dapat dilihat dari hutan-hutan di Sumatera serta Kalimantan yang telah berubah menjadi perkebunan kelapa sawit. Banyak hutan diubah menjadi perkebunan kepala sawit dalam jumlah yang amat luas dan juga besar. Hal ini tidak terlepas dari semakin tingginya permintaan minyak kelapa sawit di pasar lokal maupun internasional.
Deforestation juga dapat ditemukan pada bukit-bukit hutan yang diubah menjadi kawasan pemukiman seperti hotel serta vila. Padahal hal tersebut telah melanggar rencara tata ruang wilayah serta tentunya dapat mengakibatkan terjadinya tanah longsor, erosi tanah, hingga banjir bandang.
Transmigrasi juga menjadi salah satu contoh terjadinya deforestation. Saat penduduk pindah dari satu tempat ke tempat lain, mereka harus membangun pemukiman baru dengan cara mengubah fungsi hutan menjadi pemukiman serta perkebunan untuk bercocok tanam.