Walk for Water, Aksi PALYJA Peringati Hari Air
INFO BISNIS – PT PAM Lyonnaise Jaya (PALYJA) kembali menggelar Walk for Water, sebagai rangkaian peringatan Hari Air Sedunia (World Water Day) 2017 yang jatuh tiap tanggal 22 Maret. Aksi Walk for Water bertempat di halaman Gedung Arthaloka, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, diawali dengan senam bersama, kemudian dilanjutkan dengan jalan sehat sambil memungut sampah, pameran produk daur ulang dari komunitas binaan PALYJA Green Community (PGC) serta Fashion Show Produk Daur Ulang oleh anak-anak SD.
Kegiatan ini ini juga dimeriahkan Talkshow yang mengusung tema “Water and Waste Water” atau “Air dan Air Limbah” yang menghadirkan narasumber antara lain, Oswar Mungkasa sebagai Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup, Erlan Hidayat selaku Direktur Utama PAM JAYA, Subekti, Direktur Utama PD PAL JAYA dan Alan J Thompson selaku Presiden Direktur PALYJA. Talkshow ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan prakti kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga kualitas sumber air serta mengajak warga masyarakat dapat berperan lebih bijak dengan tidak membuang limbah ke sungai atau sumber air lainnya dan bahkan bisa memanfaatkan serta mendaur ulang air limbah dalam kehidupan sehari-hari.
Oswar Mungkasa memaparkan, “Baru 60 persen saja masyarakat Jakarta mendapat akses air bersih melalui jaringan perpipaan dari perusahaan penyedia air bersih. Sisanya berasal dari air tanah dan air sungai.” Oswar melanjutkan,” Jadi target 100-0-100 pada tahun 2019 untuk memberikan akses air minum 100 persen, mengurangi kawasan kumuh menjadi 0 persen, dan 100 persen akses sanitasi ke masyarakat di Jakarta, memerlukan kerjasama dari berbagai pihak,” ungkapnya.
Erlan Hidayat menambahkan bahwa target sosialisasi pemanfaatan air adalah anak usia dini. “Berapapun investasi yang kita tanamkan hari ini, barangkali tidak cukup bagi kita untuk menikmatinya.” ungkap Erlan. “Berbagai pihak telah mensosialisasikan pemahaman pentingnya air kepada anak usia dini. Misalnya PT Aetra mendatangi sekolah-sekolah, untuk memberikan cara penghematan air, darimana air berasal, proses penjernihan air dalam model yang sangat sederhana. Demikian juga PT PALYJA, telah melahirkan banyak duta air.”
Ditempat yang sama, Subekti dari PD PAL Jaya menyampaikan pengolahan air limbah melalui jaringan perpipaan membutuhkan waktu yang lama. Capaian 87 persen perpipaan membutuhan waktu sampai dengan tahun 2050, dengan investasi sebesar Rp68 triliun. Namun demikian, PT PAL melakukan pendekatan non perpipaan dengan penyedotan limbah rumah tangga. Rata-rata lebih dari 10 tahun septic tank di Jakarta tidak disedot. Idealnya minimal 3 tahun, jadi apabila tidak disedot, dapat dipastikan 50 persen air tanah di Jakarta tercemar limbah buangan. “Bahaya jangka pendeknya adalah diare, panu, kudis, namun jangka panjagnya adalah stunting, yaitu tinggi badan yang tidak normal,” ujar Subekti.
Alan J Thompson dalam paparannya menekankan pentingnya penghematan air, dengan Reduce, Reuse, dan Recycle air yang ada. “Hanya 2 persen saja air di wilayah Jakarta berasal dari sumber air murni, sisanya berasal dari pengolahan air melalui teknologi MBBR (Moving Bed Biofilm Reactor). Lebih lanjut, Alan memaparkan, “Teknologi MBBR adalah teknologi yang menggunakan partikel meteor yang dikembangkan oleh Degremont dengan material proprietary polyethylene biofilm carries, yang permukaannya dapat menjadi media tumbuh mikroorganisme alami. Mikroorganisme alami yang hidup dalam air inilah yang akan bermanfaat untuk menetralisasi polutan terlarut.” ujarnya
Dari keseluruhan total air bersih, sumber air bakunya berasal dari sungai Jakarta (5,7 %) yakni Sungai Cengkareng Drain (1,7%) dan Kali Krukut (4%). Sementara dari luar kota (94,3%), berasal dari Waduk Jatiluhur (62,5%), membeli dari PDAM Tangerang, yakni IPA Serpong (31%), dan Cikokol (0,8%).
Pada awal bulan Februari 2017, jumlah pasokan air bersih PALYJA yang dikirim ke warga meningkat signifikan mencapai 9.400 liter per detik atau meningkat sekitar 9 persen dari tahun-tahun sebelumnya sekitar 8.600 liter per detik. Ini adalah produksi tertinggi sejak PALYJA mulai beroperasi dari tahun 1998. (*)