Kliping

Lima Titik Integrasi Disiapkan

Bappenas Akan Dialog dengan DKI dan Tangerang Terkait Perpanjangan Koridor 13

JAKARTA, KOMPAS — Lima dari 13 stasiun transportasi massal cepat disiapkan untuk terintegrasi dengan halte bus transjakarta. Jarak antara stasiun dan halte ini tak lebih dari 300 meter atau masih dalam jarak berjalan. Integrasi antarmoda ini merupakan kunci keberhasilan transportasi umum.

dd6fb762d1ab448b96dd5988fec61f98

Salah satu titik integrasi itu mulai terlihat, Kamis (2/2), di Stasiun Lebak Bulus. Stasiun ini merupakan stasiun di jalur layang sekaligus lokasi pemberangkatan awal kereta menuju Bundaran Hotel Indonesia.

Stasiun Lebak Bulus terletak tepat di sebelah Halte Lebak Bulus. Penumpang transjakarta dapat memakai tangga menuju stasiun MRT ataupun sebaliknya.

Direktur Utama PT MRT Jakarta William P Sabandar mengatakan, selain Stasiun Lebak Bulus, empat stasiun MRT lain yang memungkinkan untuk integrasi dengan halte transjakarta adalah Blok M, Sisingamangaraja di sebelah Gedung ASEAN, Dukuh Atas, dan Bundaran HI. Di Stasiun Sisingamangaraja, integrasi dilakukan dengan Halte CSW di Koridor 13, yang berjarak sekitar 125 meter dari stasiun MRT.

“Akan ada sistem pedestrian (jalur pejalan kaki) yang menghubungkan. Ini berada di Bina Marga untuk perancangan dan pembangunan sistem pedestriannya. Tugas kami bagian membangun jalur dan stasiun MRT,” katanya.

Dirut PT Transportasi Jakarta Budi Kaliwono, Kamis, mengatakan, jalur pejalan kaki ini akan mengantarkan penumpang transjakarta dari Halte CSW ke area tiket MRT melewati pintu masuk di barat dan timur.

Lift di Halte CSW bisa menolong penumpang untuk naik dan turun di halte transjakarta dan halte MRT.

Selain itu, bus transjakarta dari Ciputat akan mengantarkan penumpang ke Stasiun Lebak Bulus.

Project Manager untuk Konstruksi Sipil dan Fasilitas PT MRT Jakarta, Heru Nugroho, mengatakan, dari lima stasiun itu, jarak terjauh dengan halte transjakarta adalah Stasiun Dukuh Atas, yaitu sekitar 300 meter. Ia menilai, jarak ini masih wajar ditempuh dengan berjalan kaki.

Wakil Direktur Institute for Development and Transportation Policy (ITDP) di Indonesia Faela Sufa mengatakan, untuk titik Dukuh Atas, ITDP merekomendasikan pembangunan halte transjakarta baru di samping Stasiun Sudirman, antara Halte Dukuh Atas dan Halte Tosari. Dengan demikian, pengguna tak perlu berjalan sampai 300 meter untuk berpindah moda.

Perpanjangan Koridor 13

Koridor 13 transjakarta direncanakan diperpanjang hingga ke kawasan Central Business Distrik Ciledug, Kota Tangerang, Banten. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional menetapkan proyek ini merupakan sinergi antara Jakarta dan Kota Tangerang.

048f24144283411e8811aed34809d6fb 1835d5fa89a3454ba2c5ab05e20b6c9b

“Proyek jalan non-tol (lanjutan Koridor 13 transjakarta ke Kota Tangerang) ini sudah ditetapkan menjadi pilot project untuk proyek transportasi terintegrasi dalam mengatasi kemacetan. Ke depan, proyek ini akan menjadi contoh bagaimana proyek transportasi yang menghubungkan di antara beberapa daerah di seluruh Indonesia,” kata Perencana Utama Direktorat Transportasi Darat Bappenas, Petrus Sumarsono, dalam Forum Konsultasi Publik di Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Kamis.

Petrus menjadi salah satu pembicara dalam acara yang digelar Forum Komunikasi Publik Pemkot Tangerang.

Petrus mengatakan, dalam waktu dekat, Direktorat Transportasi Darat Bappenas akan mengajak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Pemerintah Kota Tangerang berdialog membahas kelanjutan rencana tersebut.

“Penyelesaian kemacetan di antara daerah, terutama daerah yang saling berbatasan, tidak akan terjadi jika hanya diselesaikan secara sendiri. Harus ada kerja sama atau kolaborasi dengan daerah lain di sekitarnya,” kata Petrus.

Kepala Bappeda Kota Tangerang Said Endra Wiyanto mengatakan, detailed engineering design (DED) proyek tersebut sudah selesai dan diberikan kepada Pemprov DKI dan Bappenas. “Pemkot sudah bekerja sama dengan pihak swasta, pengelola kawasan CBD menyediakan lahan untuk park and ride, tempat perputaran untuk bus Koridor 13 ini,” katanya.

Sukaresmi

Di Bogor, Jawa Barat, PT Olympic Bangun Persada (OBP) menyatakan berminat membangun Stasiun Sukaresmi terpadu dengan nilai investasi sekitar Rp 200 miliar.

Sekretaris Daerah Kota Bogor Ade Sarip Hidayat, Kamis, mengatakan, sejauh ini baru OBP yang menyatakan dan mengajak kerja sama membangun Stasiun Sukaresmi terpadu. “Dulunya kami berharap, PT KAI membangun stasiun terpadu di Sukaresmi. Lahan pemkot seluas 1,5 hektar dihibahkan untuk kepentingan itu. Namun, karena sudah tiga tahun tidak direalisasikan, mereka wanprestasi, lahan kami ambil kembali,” katanya.

Menurut Ade Sarip, pemkot tetap berharap di Sukaresmi ada stasiun terpadu sebagai solusi mengatasi kepadatan di kawasan Stasiun Bogor dan Cilebut. Pemkot Bogor akan menghubungi PT KAI terkait rencana pengembangan kawasan Sukaresmi oleh pihak swasta.

Yanes Pasaribu dari bagian pengembangan bisnis Olympic Group mengatakan, OBP tertarik membangun Stasiun Sukaresmi terpadu karena AU Bintoro, selaku pendiri Olympic Group, menilai Sukaresmi sebuah potensi ekonomi yang dapat berkembang baik dan memberi keuntungan maksimal bagi Pemkot Bogor, Pemkab Bogor, dan Olympic Group.

“Di sana, selain dibangun stasiun juga akan ada hunian bertingkat, kawasan bisnis, selain terminal angkot atau jalur bus transpakuan. Park and ride juga harus ada. Kami, swasta, siap membangun. Investasi yang dibutuhkan Rp 100 miliar-Rp 200 miliar,” katanya. (RTS/IRE/HLN/PIN)

4d5af7a0db46424ab3cbdd2fbe3b6590

Artikel terkait

Leave a Reply

Back to top button