Trotoar Stasiun Sasaran Empuk PKL
JAKARTA, KOMPAS — Dua pekan setelah selesai dibangun, trotoar di depan Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, sudah marak diokupasi pedagang kaki lima. PKL mengokupasi hampir sepertiga lebar trotoar baru itu. Ruang publik hak pejalan kaki itu kembali terenggut.
Gerobak pedagang yang dipasangi payung-payung besar berjajar dari sudut Jalan Jatibaru ke arah pintu keluar Stasiun Tanah Abang. Mereka menjajakan minuman dingin, gorengan, makanan, pakaian, sandal, aksesori, dan sebagainya. Saat jam berangkat dan pulang kerja, pengguna KRL membeludak hingga ke jalan raya. Mereka berdesak-desakan dengan angkot, bajaj, dan ojek yang parkir di tepi jalan. Kendaraan sulit melintas di jalan menyempit. Bunyi klakson nyaring memekakkan telinga.
Azmi (27), pengguna KRL, mengatakan, keberadaan PKL di trotoar meski tidak mengokupasi semua ruang tetap mengganggu. Hal itu terutama ia rasakan saat jam sibuk pagi dan sore hari. “Tetapi, kami paham, PKL ini mencari uang. Kalau ditertibkan, seharusnya dicarikan tempat lain,” ujarnya, Senin (28/11).
Seorang pedagang minuman dingin mengatakan, PKL yang mengokupasi trotoar sudah lama berjualan. Saat trotoar sedang dibangun pun, mereka tetap mencari ruang untuk berjualan. Untuk berjualan di tempat itu, mereka membayar Rp 2.000 per hari kepada preman setempat. Mereka kerap kucing-kucingan dengan petugas satpol PP. Mobil satpol PP selalu bersiaga di depan stasiun. “Enggak tentu waktu razianya, terkadang pagi. Tetapi, kalau sudah pukul 3 sore (tidak razia) aman biasanya,” ujar perempuan itu.
Senin siang, sejumlah petugas satpol PP berjaga di trotoar sepanjang stasiun. Mereka terlihat duduk di lapak PKL. PKL tampak santai dan nyaman berjualan.
Harus steril
Lurah Kampung Bali Hermansyah mengatakan, sesuai peruntukan, trotoar itu harus steril dari PKL. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membuat program pelebaran trotoar untuk meningkatkan kenyamanan pejalan kaki. Kenyamanan itu juga diharapkan berdampak pada perubahan gaya hidup untuk memakai transportasi umum. Menurut dia, setiap hari ada puluhan personel satpol PP disiagakan di lokasi untuk menertibkan PKL. Namun, setelah ditertibkan, PKL akan kembali lagi berjualan. DKI belum memiliki rencana dan solusi efektif mengenai relokasi PKL di tempat itu. “Kami kesulitan memindahkan PKL karena tak ada lahan,” kata Hermansyah.
Senior Manager Humas PT KAI Daerah Operasional I Jakarta Sapto Hartoyo mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemprov DKI Jakarta mengatasi kesemrawutan di Stasiun Tanah Abang. Program penataan itu adalah dengan membuat lokasi parkir memagari kawasan itu. “Setelah pembangunan trotoar selesai, area sekitar stasiun akan kami pagari,” kata Sapto.
Untuk penanganan sementara, PT KAI menyiagakan polisi khusus KA mengawasi PKL. Pedagang dilarang berjualan di dekat pintu masuk dan keluar stasiun. Upaya itu untuk memperlancar arus keluar masuk penumpang.