Warga Kampung Pulo Masih Kekurangan MCK
JAKARTA, KOMPAS — Warga Kampung Pulo di bantaran Kali Ciliwung, Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, masih butuh sarana mandi, cuci, kakus untuk umum. Sarana yang ada masih sangat terbatas sehingga warga harus mengantre.
Di RW 003, contohnya, setidaknya warga di dua RT hanya mengandalkan satu lokasi mandi, cuci, kakus (MCK) yang menyediakan enam kakus. Karena dikelola perorangan, tempat MCK itu pun hanya buka sampai pukul 01.00. “Yang susah kalau malam hari sedang butuh ke toilet, tapi MCK sudah tutup. Itu bikin pusing,” kata seorang warga, Rina (30), Selasa (11/10).
Menurut dia, kebutuhan MCK meningkat sejak normalisasi Kali Ciliwung 2015. Sebab, banyak MCK di bantaran kali yang ikut dirobohkan. Antrean untuk menggunakan toilet pun mulai terbentuk sejak subuh.
Menurut warga setempat, Mira (36), selama ini warga mengandalkan Kali Ciliwung untuk MCK dan tak memiliki kakus di rumah. “Tempat MCK baru tersedia setelah program kali bersih tahun 1990-an,” katanya.
Untuk memenuhi kebutuhan warga, PD Pengelolaan Air Limbah (PAL) Jaya mendirikan satu bangunan MCK yang berisi tiga unit kakus dan satu tempat mencuci pakaian.
Menurut tenaga teknis PD PAL Jaya, Dedi Karna Suharja, MCK dilengkapi septic tank yang juga mengolah air limbah. “Pengolahan air limbah menggunakan sistem aerob dan anaerob sehingga mengeluarkan air olahan limbah dengan kualitas yang hampir sama dengan air tanah. Saat dibuang ke saluran, air sudah tak mencemari,” tuturnya.
Dedi mengakui, jumlah kakus yang disediakan masih terbatas karena keterbatasan lahan.
Lurah Kampung Melayu Setiawan mengatakan, pihaknya masih mencari lokasi MCK. Sebab, saat ini Kampung Pulo sudah sangat padat hunian. (MDN)