Pengusaha Minta Dialog Soal Sewa Lahan
JAKARTA, KOMPAS — Polemik sewa lahan di Pelabuhan Samudera Nizam Zachman, Jakarta Utara, berlanjut setelah pengusaha meneruskan aksi mogok di pelabuhan ini, Selasa (11/10). Pelaku usaha meminta pemerintah mau duduk bersama untuk mencari solusi terbaik.
Kemarin sore, spanduk mogok operasi masih terpasang di pagar perusahaan. Suasana di dalam area pelabuhan sepi. Hanya sesekali mobil kontainer melintas.
Sekretaris Perusahaan Perum Perikanan Indonesia (Perindo) Agung Pamujo menyampaikan, aktivitas pelelangan ikan masih berjalan seperti biasa. Hanya pengusaha mogok kerja terkait kenaikan sewa lahan.
“Kami tujuannya memperbaiki sistem. Termasuk manajemen lahan kami coba betulkan, sekaligus ingin memberikan kesempatan yang sama bagi semua pihak. Sekarang, dalam database kami, ada satu nama yang menyewa 5 hektar. Itu artinya seperlima dari total 26,8 hektar luas lahan industri,” tutur Agung saat ditemui. Total 96 perusahaan penyewa lahan di situ.
Perindo menetapkan sewa lahan per meter Rp 61.500 per Agustus. Tarif ini naik 48 persen dari tarif sebelumnya Rp 41.550. Tarif baru terus naik 23 persen tiap semester hingga 2020. Agung mengatakan, dana yang masuk juga digunakan untuk perbaikan dan pembangunan infrastruktur di pelabuhan.
Ketua Paguyuban Pengusaha Perikanan Muara Baru Tachmid Widiasto Pusoro mengatakan, pihaknya pada dasarnya tidak menolak perbaikan di pelabuhan. Tetapi, pola dan cara yang dilakukan saat ini seperti ingin mengusir pengusaha.
“Karena itu, ayolah kita duduk sama-sama membicarakan hal ini. Banyak isu yang beredar dari penyewaan lahan dan segala macam yang tidak benar. Kita buka semua data yang ada, lalu cari solusi terbaik. Kami jangan seperti mau diusir begitu saja,” papar Tachmid. (JAL/LKT)