Warga Bersiap Digusur
Pembongkaran Bukit Duri Baru Akan Dibahas Pekan Depan
JAKARTA, KOMPAS — Warga Bukit Duri saat ini bersiap menghadapi penggusuran yang kemungkinan dilakukan pekan depan. Sebagian dari mereka berusaha mencari tempat tinggal sementara. Sebagian lain mengancam akan mendirikan tenda-tenda di bekas lahan yang mereka tempati.
Sehari setelah pemberian surat peringatan ketiga (SP-3) ke RW 010, 011, dan 012, Kelurahan Bukit Duri, Jakarta Selatan, belum terlihat adanya penertiban paksa di permukiman warga di bantaran Kali Ciliwung itu. Aktivitas warga berjalan seperti biasa. Namun, ketegangan dan kecurigaan terhadap orang asing terasa.
Warga RT 005 RW 012, Bukit Duri, Lusiawati (41), mengaku belum mempersiapkan apa pun apabila digusur. ”Kami belum tahu mau bagaimana sebab jatah unit rusunawa juga tidak dapat. Uang sewa rumah baru juga belum ada,” kata ibu tiga anak yang sehari-hari berjualan ayam potong bersama suaminya itu.
Lusiawati mengaku tak mengambil jatah unit di Rusunawa Rawa Bebek karena tak tahu caranya. ”Ketua RT tak pernah menghubungi, tak pernah bilang bagaimana caranya untuk daftar,” katanya, Rabu (21/9).
Padahal, menurut pihak Kelurahan Bukit Duri, sosialisasi sudah dilakukan ke seluruh warga yang terdampak normalisasi Kali Ciliwung.
Selain Lusiawati, sejumlah pedagang ayam potong lain di tempat itu juga menolak pindah ke Rusunawa Rawa Bebek, Jakarta Timur. Mereka khawatir kehilangan mata pencaharian karena di rusunawa mereka tak bisa membersihkan ayam lagi. Selain itu, jarak ke pasar tempat mereka berjualan sangat jauh.
”Kami jualan ayam di Pasar Minggu. Ada juga yang ke Jatinegara. Kalau dari Rawa Bebek jauh sekali. Mau naik apa?” kata Diyo (66), salah satu penjual ayam yang masih bertahan.
Selasa lalu, SP-3 atau peringatan terakhir dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta diberikan kepada 160 warga yang masih bertahan di bantaran Kali Ciliwung di Bukit Duri. Dalam surat itu disebutkan, warga hanya punya waktu maksimal 1 x 24 jam untuk membongkar sendiri rumahnya. Namun hingga batas waktu yang ditentukan, belum ada pembongkaran paksa.
Warga yang bertahan didominasi warga RT 006 RW 012. Menurut Ketua RT 006 RW 012, Bukit Duri, Mulyadi, warganya mulai mencari rumah penampungan sementara. ”Nanti juga mungkin bikin tenda di sini saja,” ucapnya.
Lurah Bukit Duri Mardi Youce mengatakan, hingga kemarin waktu penggusuran belum ditentukan. Rapat teknis tentang pembongkaran Bukit Duri menurut rencana baru dilakukan pekan depan. ”Warga masih diberi waktu untuk bongkar rumah sendiri. Mungkin sampai sekitar minggu depan,” katanya.
Warga RT 006 RW 012, Bukit Duri, sebelumnya mengajukan gugatan kelompok (class action) terhadap Pemprov DKI terkait rencana penggusuran ini.Saat ini, proses persidangan masih berlangsung di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Selain gugatan kelompok, mereka juga mengajukan gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara terkait pemberian SP-1 yang dinilai melanggar undang-undang dan hukum.
Namun, dua keluarga memilih mencabut gugatan karena akhirnya bersedia menempati Rusunawa Rawa Bebek. Kepala UPT Rusun Rawa Bebek Darnawati Sembiring mengatakan, hingga Kamis pekan lalu, 289 unit rusun telah diundi, tetapi baru 212 unit yang telah ditempati warga.
UUnit tempat tinggal yang disiapkan pemerintah di Rusun Rawa Bebek berukuran 36 meter persegi Di dalamnya terdapat dua kamar tidur, satu kamar mandi, dapur, dan ruang jemur pakaian. Darnawati menambahkan, penghuni rusun juga dilayani bus pengumpan (feeder) transjakarta dan bus sekolah.
Tinjau ulang
Terkait penataan kembali tata ruang Jakarta, Pemprov DKI menampung aspirasi warga sebagai masukan dalam peninjauan rencana detail tata ruang (RDTR). Menurut Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Penataan Ruang dan Lingkungan Oswar Mungkasa, Selasa (20/9), ribuan aspirasi telah disampaikan ke dinas penataan kota.
Pemprov DKI memfokuskan peninjauan kembali RDTR untuk mengakomodasi berbagai proyek nasional, seperti angkutan massal cepat (MRT), kereta ringan (LRT), jalan tol, dan kereta cepat. ”Ada sebagian warga yang berharap peruntukan lahannya diputihkan atau diakomodasi sesuai kondisi saat ini.(HLN/IRE/MKN/DEA)