Kliping

Area Parkir Dipindah, Jalur KA Manggarai Ditambah

JAKARTA, KOMPAS — PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi I Jakarta akan mengurangi jumlah kereta yang parkir di kawasan Stasiun Manggarai. Jalur rel yang semula digunakan untuk parkir itu akan dijadikan jalur untuk lalu lintas kereta api. Langkah ini ditempuh untuk mengurangi waktu antre KRL saat akan masuk Stasiun Manggarai.

Parkir kereta akan dipindahkan ke Stasiun Tanah Abang dan Stasiun Pasar Senen.

Saat ini, pengguna KRL commuter line sering mengeluh tentang lamanya kereta mengantre untuk masuk Manggarai. Di Twitter, akun @fahriimo menuliskan, untuk bisa masuk Manggarai, kereta harus antre hingga setengah jam. Hal serupa disampaikan @yohanes_eko99 yang menuliskan pengalamannya tentang perjalanan dari Stasiun Sudirman ke Stasiun Manggarai yang membutuhkan waktu sampai 30 menit.

Keresahan masyarakat sudah cukup lama dirasakan sehingga banyak yang meluapkan emosinya ke akun resmi KRL commuter line, yaitu @CommuterLine.

Kepala PT KAI Daop I Jakarta John Robertho mengatakan, pemindahan jalur parkir itu dilakukan supaya pembangunan infrastruktur di Manggarai tidak terganggu. Selain itu, antrean KRL terutama dari arah Cikini dan Tanah Abang juga bisa diurai.

“Kalau sudah beres pemindahan stabling (area parkir), kereta bisa masuk sekali dua, tidak perlu bergantian lagi seperti sekarang. Tentunya antrean kereta bisa terurai,” ujar John dalam diskusi “Polemik Antrean Kronis Stasiun Manggarai” yang diadakan Asosiasi Penumpang Kereta Api (Aspeka), Senin (25/7).

Lahan terbatas

Prayudi, anggota staf Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, menuturkan, salah satu kendala dalam pembangunan Stasiun Manggarai adalah keterbatasan lahan. Selain itu, sejumlah bangunan di stasiun itu termasuk kategori benda cagar budaya sehingga tidak bisa dipugar sembarangan.

Di sisi lain, pembangunan Stasiun Manggarai harus dilakukan tanpa mengganggu perjalanan kereta. “Perkembangan kereta cepat sekali, sementara perkembangan infrastrukturnya tidak bisa mengejar,” lanjutnya dalam kesempatan yang sama.

Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio mengatakan, KRL commuter linesaat ini menjadi andalan warga urban untuk melakukan mobilitas. Namun, moda transportasi itu belum bisa diandalkan. Hal itu lantaran pemerintah telat menginvestasikan pembangunan infrastruktur di sektor transportasi publik. Itu juga menunjukkan bahwa selama ini pemerintah belum memiliki cetak biru pembangunan transportasi kota untuk mengantisipasi perkembangan puluhan tahun mendatang.

“Kementerian Perhubungan dan KAI telat merenovasi stasiun ini. Semestinya dilakukan saat lima tahun lalu. Sekarang masyarakat hanya bisa menunggu hingga stasiun itu jadi pada 2019,” ujar Agus. (DEA)

Artikel terkait

Leave a Reply

Back to top button