Kliping

Sejumlah Titik Cekungan Mengandung Timbal Tinggi

JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah titik di wilayah cekungan air tanah Jakarta diidentifikasi mengandung logam berat jenis timbal di atas baku mutu yang disyaratkan. Bahkan, di wilayah sekitar Kapuk, Jakarta Utara, angka kandungan timbal mencapai lebih dari 100 kali lipat dari batas baku mutu air minum Kementerian Kesehatan.

Analisis laboratorium kandungan air tanah oleh Balai Konservasi Air Tanah (BKAT) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menemukan, di wilayah barat dan barat daya Jakarta, yaitu sekitar Ciledug, Ciputat, Serpong, Pamulang, juga Pondok Aren, kandungan timbalnya cukup tinggi. Angkanya berkisar pada 0,03 miligram (mg) per liter hingga 0,08 mg per liter. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No 907/MENKES/SK/VII/2002, batas kandungan timbal untuk air minum adalah 0,01 mg per liter.

”Bahkan, di sekitar Kapuk dan Kamal Muara, kandungan timbalnya ada yang mencapai 1,09 mg per liter. Kandungan ini jauh di atas baku mutu yang terindikasi berasal dari (sumber) non-alamiah atau hasil dari adanya zat asing yang masuk ke dalam,” kata Kepala BKAT Kementerian ESDM Muhammad Wachyudi Memed, di Jakarta, Rabu (20/7).

Hasil analisis kandungan ini diperoleh berdasarkan pemantauan dan pengambilan sampel air dari 154 titik sumur di seluruh wilayah Jakarta pada 2015. Untuk 2016, dengan metode yang sama, temuan kandungan timbal di wilayah Kapuk berfluktuasi. Di sejumlah titik kandungannya turun, tetapi ada juga yang mencapai 1,27 mg per liter.

Timbal (Pb) sendiri termasuk logam berat non-esensial. Timbal biasanya digunakan untuk pembuatan baterai, plastik, dan industri lainnya. Selain timbal, analisis serupa sebelumnya juga terhadap kandungan air asin, mangan, hingga besi di sejumlah lokasi di Jakarta dan sekitarnya.

Bukan alamiah

Menurut Memed, tingginya kandungan timbal dalam air tanah di sekitar wilayah Kapuk dan Kamal Muara besar kemungkinan berasal dari aktivitas produksi yang membuat kadar timbal dalam air tanah berlebih.

Tantowi Eko Prayogi, penyelidik geologi BKAT ESDM, menuturkan, kandungan timbal yang berlebih di wilayah selatan besar kemungkinan berasal dari batuan hasil aktivitas vulkanik. Hal ini terlihat dari peta geologi Jakarta yang menunjukkan sisi barat dan barat daya cekungan air tanah Jakarta disusun oleh batuan vulkanik, seperti breksi dan andesit. Hal tersebut juga sesuai dengan hasil pemantauan yang dilakukan terhadap batuan wilayah itu . (JAL)

Artikel terkait

Leave a Reply

Back to top button