Akses ke Pelabuhan Kali Adem Tergenang Air
JAKARTA, KOMPAS — Tingginya kunjungan wisata ke Kepulauan Seribu belum didukung pelabuhan keberangkatan yang layak. Akses menuju Pelabuhan Kali Adem di Pluit, Jakarta Utara, yang menjadi tempat keberangkatan ke Kepulauan Seribu, dikepung limpasan air laut setinggi lebih dari 40 sentimeter. Sampah juga berserakan di mana-mana.
Selama 7-10 Juli, ada 8.888 penumpang berangkat dari Pelabuhan Kali Adem menuju sejumlah pulau di Kepulauan Seribu. Pelabuhan itu merupakan salah satu pelabuhan keberangkatan ke Kepulauan Seribu yang terpadat.
Sebagian pengunjung mengaku kesal saat berangkat dari Pelabuhan Kali Adem karena aksesnya digenangi air laut yang bercampur air selokan setinggi lebih dari 40 cm. Di dalam area pelabuhan juga dikelilingi sampah yang terserak ataupun yang menyatu dengan tanah.
“Kotor sekali pelabuhannya. Mau masuk saja mobil terendam air genangan yang bau sekali dan berwarna hitam,” kata Herman (45), warga Jakarta Timur, yang baru kembali setelah berlibur selama dua hari di Pulau Pramuka, Minggu (10/7).
Parkir kendaraan juga dirasakannya tidak teratur. Air dari selokan di sekitar area parkir juga menggenang sampai ke jalan.
Herman menambahkan, untuk naik ke kapal, penumpang saling berebut. “Anak saya sampai jatuh karena didorong penumpang lain,” katanya.
Kekecewaan yang sama diungkapkan Liu (47). Warga Jakarta Utara ini mengatakan, akses ke Pelabuhan Kali Adem sangat buruk.
Liu mencari informasi alternatif pelabuhan ke Kepulauan Seribu. Salah satunya Pelabuhan Sunda Kelapa. Namun, di Pelabuhan Sunda Kelapa hanya tersedia KM Sabuk Nusantara yang berangkat setiap Senin, Rabu, dan Sabtu. “Pelabuhan Sunda Kelapa ini agak lumayan. Aksesnya bagus dan jauh dari genangan. Tak ada sampah juga,” katanya.
Hendriyanto, petugas radio Pelabuhan Kali Adem Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI, mengatakan, akses ke pelabuhan sangat buruk. Dia bahkan harus mengganti knalpot motornya setiap enam bulan sekali karena, saat menuju pelabuhan, motornya pasti terendam limpasan air laut yang menggenangi jalan akses ke pelabuhan.
Inge, anggota staf di pelabuhan itu mengatakan, tak hanya knalpot yang keropos, batang standar motornya juga pernah patah akibat keropos. “Tiap hari melewati genangan laut seperti itu. Standar motor dan knalpot pun jadi keropos,” ucapnya.
Sejauh ini, menurut Hendriyanto, belum pernah ada perbaikan jalur akses ke Pelabuhan Kali Adem. “Kami dari dinas perhubungan hanya pengelola pelabuhan. Perbaikan sarana itu tergantung dinas pekerjaan umum. Sejauh ini belum ada perbaikan,” tuturnya.
Hendriyanto mengatakan, arus wisatawan ke Kepulauan Seribu masih berlangsung hingga 17 Juli. (MDN/HLN)