KlipingUncategorized

Mulai Hari Ini, Jalur Cepat Semanggi Ditutup Dua Bulan

JAKARTA, KOMPAS. Terhitung mulai hari Minggu (12/6) ini, Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta menutup empat jalur cepat di Simpang Semanggi, Jakarta Selatan. Penutupan akan berlangsung dua bulan hingga 12 Agustus terkait pembangunan simpang susun baru di kawasan itu.

Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta Andri Yansyah melalui siaran pers, Sabtu, meminta pengguna jalan mengikuti rambu dan petunjuk pengalihan arus. Jalur lambat Simpang Semanggi tetap bisa dilalui, tetapi jalur alternatif disiapkan untuk mengurangi penumpukan kendaraan.

Pengendara dari Cawang (timur) yang akan ke arah Blok M (selatan), misalnya, tetap bisa melalui jalur lambat Semanggi di depan Markas Polda Metro Jaya. Pengendara juga bisa mengambil jalur alternatif melalui kawasan SCBD lalu ke Jalan Jenderal Sudirman.

Adapun kendaraan dari Blok M (selatan) menuju Slipi (barat) bisa melalui jalur lambat Semanggi di depan Hotel Sultan atau melalui jalur alternatif Jalan Pintu Gelora 1 dan Jalan Asia Afrika di kawasan Senayan.

Sementara kendaraan dari Bundaran HI (utara) menuju Cawang (timur) bisa melalui jalur lambat di depan Plaza Semanggi atau jalur alternatif Jalan Prof Dr Satrio-Jalan Casablanca atau Jalan Galunggung-Jalan Sultan Agung.

Kemudian, kendaraan dari Slipi yang akan ke Bundaran HI diarahkan melalui jalur lambat di depan Wisma GKBI atau melalui Jalan Danau Sentani-Jalan Bendungan Jatiluhur-Jalan Bendungan Hilir. ”Kami pasang rambu dan petunjuk arah ke jalur alternatif untuk menghindari Simpang Semanggi,” ujarnya.

Simpang susun baru Semanggi dibangun sejak 8 April 2016 dan ditargetkan beroperasi pada Agustus 2017. Pembangunannya diharapkan mengurangi kepadatan atau kemacetan akibat sumbatan di tikungan antara Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Gatot Subroto.

Simpang baru terdiri atas dua ruas yang melingkari empat kuping Simpang Semanggi. Satu ruas menghubungkan Jalan Gatot Subroto dari arah Cawang menuju Jalan Jenderal Sudirman menuju Bundaran HI. Sementara satu ruas lain menghubungkan kendaraan dari Jalan Gatot Subroto arah Slipi ke Jalan Jenderal Sudirman arah Blok M.

content
Proyek pembangunan Simpang Semanggi dikerjakan PT Wijaya Karya (persero) dengan skema rancang bangun. Dananya yang mencapai Rp 360 miliar berasal dari kompensasi penambahan koefisien lantai bangunan PT Mitra Panca Persada, anak usaha PT Mori Building Company.

Macet

Saat meresmikan pembangunannya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, selain tidak menggunakan anggaran publik, skema proyek itu juga menghemat waktu 1-2 tahun karena tak perlu proses pembuatan desain rekayasa rinci (detail engineering design). Dia berharap ruas baru di Semanggi ini mengurangi kepadatan kendaraan hingga 30 persen.

Proses pembangunan jalan layang yang diikuti penutupan jalur cepat tersebut diprediksi bakal memperparah kemacetan di kawasan itu. Sebab, pada saat yang sama, proyek kereta massal cepat (MRT) juga masih berlangsung di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman-Jalan MH Thamrin yang beririsan dengan Jalan Gatot Subroto di Simpang Semanggi.

Basuki mengatakan, dirinya tak mempunyai pilihan lain. Dia pun meminta warga bersabar karena infrastruktur ini dibangun untuk meningkatkan kapasitas jalan serta angkutan umum massal. ”Lebih baik sakit (macet) sementara, tetapi ada harapan sembuh daripada sakit dan dibiarkan tambah parah,” ujarnya.

Seusai menemui Basuki di Balai Kota Jakarta, Rabu (8/6), Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta Ellen Tangkudung menilai penerapan program jalan berbayar (electronic road pricing/ERP) adalah solusi paling ampuh untuk mengendalikan lalu lintas di Jakarta. Oleh karena itu, dia mendorong Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mempercepat realisasi ERP setelah aturan 3 in 1 dihapus.

Berbagai kalangan saat ini mulai mengeluhkan kemacetan yang lebih parah di ruas-ruas jalan protokol pasca penghapusan kebijakan 3 in 1. (MKN)

Artikel terkait

Leave a Reply

Back to top button