Kliping

Hulu Jakarta Dibenahi

Banjir Rob di Jakarta Utara Surut, Aktivitas Pulih Lagi

BOGOR, KOMPAS — Pengembangan Terpadu Pesisir Ibu Kota Negara (National Capital Integrated Coastal Development/NCICD) harus terpadu dengan rehabilitasi dan pembangunan kawasan Bogor, Puncak, Cianjur. Perbaikan kawasan hulu penting untuk mengurangi beban di hilir.

KOMPAS/HERU SRI KUMORO

“Pembangunan (NCICD) itu pasti harus ada kaitannya (dengan Bogor, Puncak, Cianjur/Bopunjur). Waktu rapat NCICD, kami minta melihat mulai dari hulu,” ujar Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, di Bogor, Sabtu (11/6), saat pelepasliaran 40 ekor burung jalak putih di Taman Safari Indonesia, Bogor.

Pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak terkait, yakni Bappenas, Tata Ruang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta Badan Koordinasi Bopunjur.

“Yang menjadi perhatian saya, di Bopunjur masih ada gedung atau bangunan di lereng-lereng. Saya tahu, dulu sudah ada yang dirobohkan dan hancur. Belakangan ini, kami belum mengawasi lagi. Tampaknya, pemda juga belum merobohkan lagi. Kami masih ikuti perkembangannya,” tutur Siti.

Kementeriannya berusaha mendukung Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam menata lingkungan sebab pembangunan di hilir terkait dengan hulu.

content

Secara terpisah, Kepala Bappeda Kabupaten Bogor Syarifa berharap ada dukungan konkret dari pemerintah pusat dalam merehabilitasi dan menata kawasan Bogor, yang adalah hulu Jakarta. Dukungan itu berupa penertiban bangunan liar, rehabilitasi dengan penghijauan pada lahan bekas bongkaran bangunan liar, pembuatan jaring sampah untuk mengurangi sampah ke hilir, dan membuat WC komunal di masyarakat sekitar sungai.

“Juga dukungan untuk program pemeliharaan sungai dengan pengerukan dan tebingan untuk sungai ke arah hilir,” ujarnya.

Dia mengatakan, pembangunan NCICD harus didukung dengan penataan di hulu. Tanpa itu, perlu biaya pemeliharaan yang lebih besar lagi, antara lain untuk pengerukan sungai dan pengangkutan sampah karena banjir dari arah hulu belum tertangani.

Kembali normal

Kawasan Perumahan Pantai Mutiara di Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (12/6). Kawasan ini pernah tergenang banjir akibat tanggul yang jebol saat pasang air laut, tetapi kini aktivitas warga mulai pulih kembali.
KOMPAS/HERU SRI KUMOROKawasan Perumahan Pantai Mutiara di Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (12/6). Kawasan ini pernah tergenang banjir akibat tanggul yang jebol saat pasang air laut, tetapi kini aktivitas warga mulai pulih kembali.

Sepekan setelah banjir rob yang melanda Pantai Mutiara, Muara Angke, dan Muara Baru, Jakarta Utara, aktivitas perekonomian kembali berdenyut.

Aktivitas penjualan ikan di Perum Perikanan Indonesia (PPI) Muara Baru, misalnya, kembali dibuka. Sebelumnya, hingga Kamis (9/6), kawasan ini masih tergenang rob hingga ketinggian 40 sentimeter-100 sentimeter.

Misnah (41), pedagang ikan di PPI Muara Baru, tidak berjualan selama tiga hari. Ia kembali berjualan Jumat lalu setelah air surut. “Saya tidak bisa berjualan karena jalanan di depan (PPI) tidak bisa dilewati. Sejak di pintu masuk Pelabuhan Nizam Zachman sudah terendam,” katanya.

Pantauan di sisi timur Pelabuhan Nizam Zachman, material untuk meninggikan tanggul lama sudah ditumpuk di pinggir jalan. Tanggul lama hanya setinggi sekitar 1,5 meter dari ketinggian air laut saat normal. Hanya ada beberapa titik yang ketinggiannya mencapai 3,8 meter.

Kepala Pelaksana Kantor Penanggulangan Bencana Kota Jakarta Utara Febriana Tambunan menyampaikan, ketinggian muka air laut dari pintu air Pasar Ikan pada Sabtu lalu terpantau Siaga II atau setinggi 225 sentimeter.

Pada status itu, pengerjaan tanggul sebenarnya sudah bisa dilaksanakan. Namun, proyek pembangunan tanggul NCICD fase A masih dikaji Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah Jakarta. (DEA/RTS)

Artikel terkait

Leave a Reply

Back to top button