Info Bus Pengumpan dan Rute Baru Minim
JAKARTA, KOMPAS — Operasional dua rute bus pengumpan transjakarta dari Stasiun Tebet belum banyak diketahui pengguna angkutan umum. Di sepanjang jalur, informasi tentang keberadaan bus, rute, dan tarif masih minim.
Bus pengumpan yang dioperasikan mulai Senin (4/4) memiliki rute Stasiun Tebet-Kuningan dan Stasiun Tebet-Kampung Melayu. Sama seperti transjakarta, bus pengumpan ini bertarif Rp 3.500 yang dibayarkan tunai atau dengan kartu uang bank di atas bus. Tidak ada halte khusus untuk bus pengumpan, tetapi penumpang bisa naik-turun di halte bus sepanjang rute.
Kemarin, bus pengumpan parkir di kolong jembatan layang di depan Stasiun Tebet. Di badan bus, tertempel informasi tentang rute bus. Namun, informasi ini belum membuat penumpang yang keluar dari Stasiun Tebet menyadari keberadaan bus pengumpan ini. Sebagian besar penumpang langsung menggunakan mikrolet, bus reguler, atau angkutan lain yang selama ini melewati Stasiun Tebet.
“Saya malah tidak tahu. Tempat kerja dekat, di Kuningan, jadi saya memilih naik angkot. Mungkin, kalau melewati tempat kerja saya, akan saya coba besok,” kata Putri (29), karyawan swasta di kawasan Mega Kuningan.
Sebagian sopir dan petugas bus juga belum terbiasa dengan rute yang dilayani, bahkan ada yang keliru mengambil lintasan.
Lukman (25), petugas on board yang masih dalam pelatihan, mengatakan, ia masih menghafalkan lintasan. Ia juga membiasakan menggunakan alat pembayaran tiket elektronik.
Sifa (25), petugas on board transjakarta, mengatakan, setiap hari, bus pengumpan beroperasi mulai pukul 05.00. Bus berjalan setiap 15 menit kecuali apabila ada antrean bus, maka bus terdepan segera berjalan. Namun, ada kemungkinan pula bus terlambat berjalan karena terhambat kemacetan di ruas jalan itu.
Sebagai bentuk sosialisasi, Sifa mengatakan, petugas satpam di stasiun ikut memberi tahu letak bus pengumpan. Pada hari pertama, hanya 20 penumpang yang memakai bus pengumpan.
Sementara dua rute baru bus transjakarta, yakni Manggarai-Blok M dan Pinang Ranti-Kota, masih terkendala lamanya waktu kedatangan bus. Di Halte Manggarai, kemarin pukul 11.00, waktu tunggu bus tujuan Blok M mencapai 45 menit.
Selain itu, masih banyak penumpang yang belum menyadari ada dua rute baru ini. Sepanjang perjalanan Manggarai-Blok M, hanya sekitar 11 penumpang di satu bus. Sejumlah penumpang di Halte Pasar Rumput masih bingung dan menganggap bus ini tujuan Dukuh Atas 2.
Di Halte Pinang Ranti, pukul 15.00 kemarin, waktu tunggu bus tujuan Kota mencapai satu jam. Beberapa penumpang memutuskan naik bus tujuan Pluit, transit di Halte Semanggi, dan berjalan ke Halte Bendungan Hilir, lalu memakai bus Koridor I ke Kota.
Marzuki (42), pengguna transjakarta yang tinggal di kawasan Kota, menyambut baik rute baru ini karena penumpang tak perlu berjalan jauh saat berganti bus di Halte Semanggi-Bendungan Hilir. “Sayangnya, waktu tunggu bus masih terlalu lama,” katanya.
“3 in 1”
Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat mengatakan, kebijakan tiga penumpang dalam satu kendaraan (3 in 1) tetap dihentikan mulai Selasa ini. Sebaliknya, pembatasan kendaraan dengan jalan berbayar (electronic road pricing/ERP) akan dipercepat.
“Pembatasan jalan dengan 3 in 1 ini harus berhenti karena itu lebih banyak masalah dan penyimpangannya,” ujar Djarot.
Fanny Indrawan (31), pegawai swasta di Jakarta Selatan yang tinggal di Kota Bekasi, mendukung kebijakan Pemprov DKI Jakarta untuk menghapus sistem 3 in 1 di sejumlah jalan protokol.
Kebijakan itu dinilai tak efektif untuk mengurangi kemacetan. “Pengemudi mobil tinggal menyewa joki atau cari jalan alternatif. Jadi, malah lebih banyak jalan yang macet,” kata Fanny.
Satu arah di Bogor
Uji coba sistem satu arah (SSA) di lingkar Kebun Raya Bogor (KRB) diperpanjang dua pekan ke depan. Bersamaan dengan itu, dilakukan penambahan rambu, perbaikan fasilitas penyeberangan orang, penyesuaian pembatas jalan, pengaturan pemberhentian angkot, serta penertiban parkir liar, PKL, dan angkot yang ngetem sembarangan.
“Tujuan perpanjangan uji coba guna dapat gambaran lebih konkret karakteristik lalu lintas di kawasan KRB dan sekitarnya,” kata Wali Kota Bogor Bima Arya, dalam rapat evaluasi SSA, Senin.
Sementara itu, Pemerintah Kota Tangerang mengkaji operasional bus Angkutan Perbatasan Terintegrasi Bus Transjakarta (APTB) di dalam Kota Tangerang lantaran penumpang bus APTB rute Terminal Poris Plawad-Kalideres-Taman Anggrek sepi.
(RTS/MDN/PIN/ILO/
DEA/C06/C07)