Revitalisasi Kali dan Polder Terkendala
Kota Bekasi Berharap Bantuan Pemprov DKI dan Jawa Barat
JAKARTA, KOMPAS — Mencoba berbenah di perayaan ulang tahun ke-19, sejumlah kendala menghadang Kota Bekasi. Upaya mengatasi banjir dengan revitalisasi Kali Bekasi dan pembangunan polder atau kolam retensi, misalnya, sampai saat ini terkendala akses dan lahan.
Saat ditemui pada Jumat (11/3), Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane Teuku Iskandar mengungkapkan, pihaknya berupaya melakukan normalisasi Kali Bekasi untuk mengantisipasi banjir akibat luapan sungai tersebut. Namun, alat berat susah masuk karena area di sekitar Kali Bekasi adalah perumahan padat.
Kondisi ini membuat banjir masih mengancam sejumlah wilayah di Bekasi. Kepala Dinas Bina Marga dan Tata Air Kota Bekasi Tri Adhianto mengakui, banjir masih mengintai lokasi yang terletak di tepi Kali Bekasi. Masih rapuh dan rendahnya tanggul di sejumlah lokasi membuat beberapa kawasan rawan terkena luapan Kali Bekasi. Hal ini seperti terjadi di Kompleks Pondok Gede Permai, akhir Februari lalu.
Upaya percepatan pembangunan kolam retensi di sejumlah tempat masih menunggu pembebasan lahan dan hibah lahan dari pihak swasta. Soal lahan menjadi masalah karena sesuai data dari Kepala Bidang Tata Air Dinas Bina Marga dan Tata Air Kota Bekasi Dicky Irawan, 80 persen tanah di kota ini sudah terbangun.
“Masih banyak PR (pekerjaan rumah) jika bicara polder (kolam retensi), terutama menyangkut lahan,” ujar Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi, Kamis.
Rahmat Effendi meresmikan kolam retensi Galaxy seluas 2 hektar senilai Rp 17 miliar, Kamis. Selain di Galaxy, kolam retensi sudah ada di Pengasinan, Rawa Lumbu, dan di Danita, Bekasi Timur. Pemerintah Kota Bekasi juga berencana menyelesaikan kolam retensi lain, seperti di Kompleks Dosen IKIP Jatikramat, Arenjaya, Pulo Permata Sari, Rawa Bogo, Rawa Pasung, dan Kalimati.
Kepala Dinas Bina Marga dan Tata Air Kota Bekasi Tri Adhianto mengakui, alokasi anggaran untuk proyek penanggulangan banjir pada 2016 sebesar Rp 300 miliar, termasuk melanjutkan pembangunan kolam retensi. Selain dari APBD Kota Bekasi, pemda juga akan mencari dana hibah ke Pemprov DKI.
Anggaran penanggulangan banjir juga digunakan untuk memperbaiki drainase dan meninggikan tanggul di Kali Bekasi. Tri menargetkan, 11 dari 49 lokasi rawan banjir di Kota Bekasi dapat teratasi dengan berbagai program tersebut pada 2016.
Menurut Tri, ada beberapa persoalan dalam membangun kolam retensi dan menormalisasi saluran air antara lain karena letaknya berbatasan dengan Kabupaten Bekasi. “Kami harapkan ada intervensi dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat karena letaknya di dua wilayah,” ucapnya.
Sesuai topografi
Dicky Irawan mengungkapkan, memperbanyak kolam retensi diyakini menjadi salah satu solusi ampuh untuk menyelesaikan masalah banjir di Kota Bekasi karena kawasan ini berada di daerah rendah dengan kemiringan topografi hanya 2 persen.
(ILO/MDN/HLN)