Mei, Warga di Bantaran Ciliwung Direlokasi
JAKARTA, KOMPAS — Normalisasi Kali Ciliwung di kedua sisi bantaran Kampung Pulo, Jakarta Timur, dan Bukit Duri, Jakarta Selatan, sepanjang 2 kilometer ditargetkan selesai pada 2016. Pembebasan lahan juga terus dilaksanakan di sejumlah area bantaran yang terkena proyek normalisasi Kali Ciliwung.
Pipa dari mesin penyedot air mengalirkan air yang menggenangi permukiman warga Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur, ke Sungai Ciliwung, Jumat (11/3). Normalisasi bantaran Sungai Ciliwung yang sedang dikerjakan di Kampung Pulo mulai mengurangi ketinggian banjir di Kampung Pulo.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane Teuku Iskandar, Jumat (11/3), mengatakan, tahun ini normalisasi Kali Ciliwung baik di sisi bantaran Kampung Pulo maupun Bukit Duri harus selesai. “Normalisasi di kedua sisi bantaran itu harus selesai tahun ini supaya normalisasi Kali Ciliwung dapat dilanjutkan di tempat lain,” ujarnya.
Warga permukiman di bantaran area Bukit Duri, kata Iskandar, akan mulai direlokasi pada Mei. Mereka akan direlokasi ke Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Rawa Bebek, Jakarta Timur. Pemerintah Provinsi DKI menyediakan 400 unit Rusunawa Rawa Bebek sebagai tempat relokasi warga.
Target itu terus digenjot karena panjang Kali Ciliwung yang harus dinormalisasi hampir 20 kilometer dari Pintu Air Manggarai sampai jembatan Jalan TB Simatupang. Sementara saat ini pekerjaan normalisasi belum sampai separuhnya dan itu tersebar di beberapa lokasi, salah satunya Kampung Pulo.
Kepala Subbagian Tata Usaha Unit Pengadaan Tanah Dinas Tata Air DKI Rudi Sahrul mengatakan, pengadaan lahan untuk normalisasi Kali Ciliwung tak pernah berhenti sejak warga Kampung Pulo, Jatinegara, direlokasi ke rusunawa. Saat ini, lanjutnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur sedang mendorong Badan Pertanahan Nasiona (BPN) untuk segera mengeluarkan peta bidang kawasan bantaran Kali Ciliwung yang sudah diukur.
Menurut Rudi, Pemkot Jaktim bersama BPN sudah mengukur lahan permukiman sepanjang bantaran Ciliwung mulai dari area Jalan Otista sampai Cililitan. Namun, BPN belum juga mengeluarkan peta bidang area itu.
“Sekarang kami menunggu peta bidang itu agar bisa mengusulkan anggaran untuk pembebasan lahan,” katanya.
Dengan dikeluarkannya peta bidang, baru dapat diketahui bidang tanah yang dilengkapi sertifikat tanah dan yang tidak dilengkapi sertifikat. Dengan demikian, dapat dianggarkan dana yang harus disiapkan untuk pembebasan lahan, khususnya bagi tanah yang dilengkapi sertifikat.
Jika rumah itu berdiri di atas tanah milik negara tanpa dilengkapi sertifikat tanah, penghuninya akan direlokasi ke rusunawa.
“Kami menargetkan 2016 ini pembebasan lahan di daerah Otista sampai Cililitan harus jalan,” ucap Rudi.
Pekan depan pun Pemkot Jaktim akan melakukan sosialisasi pematokan lahan untuk normalisasi Kali Ciliwung di kawasan Berlan RW 003 Kebon Manggis, Kecamatan Matraman. Sosialisasi itu akan melibatkan Kodam Jaya karena lahan permukiman itu milik Kodam Jaya.
“Soal penghuni di permukiman itu ditangani Kodam. Kami, pemerintah, hanya berhubungan dengan pemilik lahan, Kodam Jaya,” lanjutnya.
Sementara untuk RW 004 Kebon Manggis, tempat terjadinya insiden pengeroyokan polisi saat penggerebekan narkoba, kini tengah disiapkan relokasi ke Rusunawa Pulogebang dan Marunda. Total ada 100 bidang tanah yang terkena proyek normalisasi. “Sesuai aturan, satu bidang tanah hanya dapat satu unit rusun,” kata Rudi.
Ia menambahkan, pembebasan lahan di wilayah Jakarta Selatan juga tengah dijalankan Pemkot Jaksel. Pembebasan lahan itu untuk mengimbangi normalisasi Kali Ciliwung di Jakarta Timur yang sudah lebih dulu berjalan. Pembebasan lahan itu tersebar di Bukit Duri, Pejaten, dan Rawajati.
Persiapan musim hujan
Berkaitan dengan penanganan banjir di Jakarta. Kepala Dinas Tata Air DKI Teguh Hendrawan, Jumat, mengatakan, Dinas Tata Air terus bekerja membereskan kali dan saluran atau gorong-gorong supaya di musim hujan Jakarta bisa menjadi kota bebas banjir.
Pekerjaan yang digarap Dinas Tata Air DKI Jakarta di antaranya melakukan normalisasi Kali Kamal. Normalisasi sepanjang 600 meter dimulai dari Kelurahan Tegal Alur.
“Kami sudah sosialisasi kepada warga. Untuk normalisasi kali, ada bidang-bidang yang akan dibebaskan. Sudah kami data, ada sembilan bidang yang akan dibebaskan,” ujar Teguh.
Selain normalisasi, ujar Teguh, di sisi kanan kali juga akan dibangun trase jalan selebar 5 meter. “Kami menargetkan tahun ini bisa selesai pembebasannya,” ujar Teguh.
Selain Kali Kamal, lanjutnya, Dinas Tata Air juga akan menggarap Kali Grogol dan menambah jumlah rumah pompa air. Ada enam rumah pompa besar yang dibangun untuk membantu mengatur debit air. (HLN)