Kliping

Kemacetan Akut di Akses Tanjung Priok

JAKARTA, KOMPAS — Proyek Jalan Tol Tanjung Priok yang tidak kunjung selesai membuat jalan di sekitar proyek amat padat. Kemacetan, terutama pada Kamis dan Jumat, sudah dalam kondisi akut, di mana kendaraan antre nyaris berhenti. Sebagian jalan layang yang telah selesai akan dibuka untuk umum paling lambat pada September.

Kemacetan panjang terlihat seperti pada Jumat (11/3) siang saat ratusan kendaraan yang didominasi truk dan kontainer menumpuk mulai dari simpang Jampea, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kendaraan yang menuju Cilincing berjalan pelan, bergantian dari arah sebaliknya yang juga padat.

Rudianto Pangaribuan (43) harus menempuh waktu sekitar satu jam menggunakan mobil untuk tiba di tempat kerjanya yang berjarak sekitar 2 kilometer dari Simpang Jampea. “Kemacetan ini tidak hanya membuat distribusi terhambat, tetapi juga menghilangkan produktivitas kerja. Kami sampai kantor sudah capek,” ucapnya.

Menurut Rudi, kemacetan panjang akibat molornya proyek tol ini diperparah dengan tidak adanya manajemen lalu lintas yang maksimal. Tidak terlihat petugas yang mengatur lalu lintas saat kemacetan terjadi.

Saat Kompas menyusuri jalan ini dengan mobil pada puncak macet beberapa waktu lalu, kemacetan yang panjang sangat menyiksa. Jalan arteri yang sebagian telah selesai dikerjakan di sekitar Jampea tiba-tiba menyempit menjadi hanya dua lajur di sekitar Tanah Merdeka, Cilincing. Akibatnya, terjadi penumpukan kendaraan yang rata-rata adalah truk dan kontainer.

Waktu tempuh yang dibutuhkan untuk sampai ke Jalan Cakung Cilincing sejauh 5 km mencapai 1,5 jam.

Proyek Akses Tol Priok sendiri saat ini telah berjalan 72 persen. Tiga dari lima seksi tol sepanjang total 11,40 km telah selesai. Seksi paling terlambat adalah Seksi E2 yang 70 pilarnya tidak sesuai mutu dan harus dibongkar. Saat ini, dalam pengerjaan pembongkaran dan pembangunan kembali pilar-pilar itu.

Dipercepat

Satu seksi lain, yaitu Seksi E2A, ditargetkan selesai pada September. Sebanyak 11 pilar yang terhambat karena permasalahan pembebasan lahan terus dikerjakan. Alat berat dan ratusan pekerja terlihat bekerja menyelesaikan pembangunan.

Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Bebas Hambatan Tanjung Priok Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Apri Artoto menyampaikan, sejauh ini 11 pilar telah berdiri dan sebagian besar balok beton telah dipasang. “Kami upayakan selesai pada Juni atau Juli atau sebelum Idul Fitri. Apalagi, sekarang tinggal dua bentang girder yang belum terpasang. Setelahnya, tinggal pemasangan lantai, pengaman, dan pengaspalan,” kata Apri.

Setelah 11 pilar yang menghubungkan Jalan Sulawesi dan Jalan Cilincing selesai, lanjutnya, pihaknya mempunyai rencana untuk membuka sebagian jalan yang telah selesai (partial opening). Jalan ini dibuka sebagai jalan umum, bukan sebagai tol.

Menurut Apri, hal ini dilakukan untuk membantu jalan arteri yang telah sangat padat, khususnya ke arah Jakarta International Container Terminal dan Terminal Koja. Kendaraan dari arah Cawang bisa masuk ke kedua terminal ini melalui jalan tol yang telah selesai. Begitu pula sebaliknya, dari arah pelabuhan bisa langsung ke arah Cawang melalui akses tol yang disebut jalur tengah. (JAL)

Artikel terkait

Leave a Reply

Back to top button