Infrastruktur Lebih Siap Hadapi Banjir
7.751 Orang Terdampak Genangan pada Senin Pagi
JAKARTA, KOMPAS — Infrastruktur penanggulangan banjir di Jakarta lebih siap menghadapi puncak musim hujan. Kesiapan ini ditandai dengan genangan yang cepat surut. Namun, pemeliharaan dan perbaikan prasarana masih harus dilakukan agar penanganan banjir lebih optimal.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, kinerja tata air sejauh ini sudah cukup baik. “Hanya ada beberapa pompa yang mengalami masalah. Saya masih temukan pompa di 21 lokasi yang penuh sampah. Ini peninggalan sejak lama, sekarang sedang dibereskan,” katanya, Selasa (2/2).
Menurut dia, hujan hanya terjadi secara penuh selama dua bulan sehingga jajaran dinas tata air memiliki waktu 10 bulan untuk merawat pompa. Basuki masih mengandalkan kamera pemantau untuk mengecek kondisi pompa yang dipasang di lokasi rawan genangan.
Petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) dikerahkan ke lokasi yang tergenang. Di tepi ruas jalan yang sering tergenang, mereka membongkar saluran air dan mengeruk lumpur di dalamnya. “Yang namanya genangan tidak akan lebih dari sehari, kok. Kecuali apabila ada tanggul di Jalan Latuharhary jebol atau Waduk Pluit jebol, maka airnya bisa sampai ke Monas. Kalau tidak, saya rasa tak ada masalah,” tutur Basuki.
Pusat Pengendalian dan Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat, hingga pukul 06.00 kemarin, genangan terjadi di 16 RW di enam kelurahan akibat hujan sepanjang Senin hingga Selasa dini hari. Ketinggian genangan mencapai 10-50 sentimeter.
Kepala Bidang Informatika dan Pengendalian BPBD DKI Jakarta Bambang Surya Putra mengatakan, jumlah warga yang terdampak genangan sebanyak 7.751 orang. “Sampai tadi pagi tidak dilaporkan adanya pengungsi,” katanya.
Di Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, genangan terjadi di lima RW di Kelurahan Kampung Melayu dan satu RW di Kelurahan Bidaracina. Di Jakarta Selatan, genangan terjadi di Kecamatan Pancoran, tepatnya di Kelurahan Pengadengan (RW 001) dan Kelurahan Rawajati (RW 007), serta di Kecamatan Tebet, tepatnya di Kelurahan Kebon Baru (RW 010).
Genangan air di wilayah Jakarta Utara terlihat di sejumlah tempat. Beberapa lokasi terlihat tergenang, dengan ketinggian air rata-rata mencapai 15 cm. Meski begitu, air surut dengan cepat.
Di Tanah Merah, Kelapa Gading Barat, Kelapa Gading, air menggenangi jalan yang masuk ke kampung. Ketinggian air sekitar 20 cm. Nouvan (41), salah seorang warga, menuturkan, genangan air selalu muncul di wilayah ini sehabis hujan. Apalagi, saluran air tidak berfungsi.
“Kalau hujan cukup deras, di sini pasti tergenang. Kalau tahun lalu malah banjir beberapa hari di sini,” kata tukang ojek itu.
Selain di Kelapa Gading, Jalan Gunung Sahari, depan WTC Mangga Dua juga sempat tergenang. Air dengan cepat surut beberapa jam kemudian.
Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi menyampaikan, pihaknya terus meminta agar pengerukan saluran air dilakukan meskipun intensitas hujan semakin banyak. Hal itu setidaknya bisa mempercepat air mengalir ke saluran.
“Kami juga imbau PPSU agar bersiaga di tempat-tempat yang rawan. Selain itu, pompa-pompa mobile telah disiapkan untuk segera dikerahkan ke titik-titik yang diwaspadai,” ucapnya.
Di Jakarta Utara, terdapat 10 kelurahan yang diwaspadai terendam banjir tahun ini. Wilayah-wilayah itu tersebar di enam kecamatan dari Cilincing hingga Penjaringan. Pada 2015, banjir merendam sebagian besar wilayah di Jakarta Utara. Ketinggian air hingga 2 meter.
Perbaikan drainase
Pemerintah Kota Bekasi akan memperbaiki sejumlah drainase bermasalah yang selama ini memicu genangan di Kota Bekasi. Drainase itu tersumbat sampah dan berukuran terlalu kecil.
Kepala Dinas Bina Marga dan Tata Air Kota Bekasi Tri Adhianto mengatakan, beberapa drainase tidak hanya akan dikeruk, tetapi juga diperlebar. Proyek perbaikan drainase antara lain di persimpangan Komsen Jalan Wibawa Mukti Jatiasih.
“Yang tadinya (drainase) hanya selebar 30 cm akan diperlebar hingga berukuran 80 cm. Di Komsen memang menjadi langganan genangan karena drainasenya terlalu kecil dan tersumbat,” tutur Tri, Selasa.
Menurut Tri, perbaikan drainase termasuk salah satu proyek penanggulangan banjir di Kota Bekasi, selain pembangunan kolam retensi serta penguatan tanggul di Kali Bekasi dan Kali Cikeas. Pemkot Bekasi menggelontorkan dana dari APBD 2016 untuk proyek penanggulangan banjir sebesar Rp 340 miliar.
Selama ini, sejumlah titik di Kota Bekasi tergenang akibat buruknya drainase. Selain di Komsen Jatiasih, titik lain yang kerap tergenang adalah Jalan Raya Jatimakmur, Kompleks Dosen IKIP Jatikramat, Kompleks Jatiwaringin Antilope, Kompleks Masnaga, Kompleks Pondok Hijau Permai, dan Jalan Raya Hankam.
(ILO/JAL/FRO)