Kliping

Hujan Timbulkan Genangan

hujan timbulkan genangan
Hujan deras yang turun nyaris seharian di sebagian Jakarta dan sekitarnya menyisakan sejumlah genangan, antara lain tampak di Jalan Budi Raya, Kemanggisan, Jakarta Barat, Senin (25/1). Namun, genangan yang muncul di sejumlah tempat di Ibu Kota kini lebih cepat surut.

JAKARTA, KOMPAS — Hujan deras beberapa hari terakhir menimbulkan genangan di sejumlah titik jalan di Jakarta. Selain kontur jalan, genangan terjadi karena tali air tersumbat dan pompa rusak atau mati. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menargetkan seluruh infrastruktur pengendalian banjir berfungsi baik untuk mengurangi genangan.

Berdasarkan data genangan tiga tahun berturut-turut hingga 2015, titik genangan terjadi di 201 rukun warga di 57 kelurahan di DKI Jakarta. Mayoritas di antaranya berada di daerah Cengkareng dan Kalideres, Jakarta Barat; Penjaringan di Jakarta Utara; dan di sekitar Sungai Ciliwung, Jakarta Timur.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat, hujan deras pada Minggu (24/1) malam memicu genangan di 12 lokasi, antara lain di Jalan Joglo Raya, Jalan Bojong Indah Raya, Jalan Daan Mogot (Jakarta Barat), Jalan Prapatan Senen (Jakarta Pusat), Jalan Kapuk Kamal Raya (Jakarta Utara), dan Jalan Harsono RM (Jakarta Selatan).

Kepala Pelaksana BPBD Jakarta Barat Firman mengatakan, genangan paling parah terjadi pada Minggu malam, yakni di Jalan Srengseng Raya setinggi 20-30 sentimeter.

Saluran tersumbat

Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta Teguh Hendarwan, di Balai Kota Jakarta, Senin, menyatakan, semua titik genangan diidentifikasi penyebabnya dan ditangani segera. Umumnya, genangan terjadi karena tali air tersumbat, muka jalan yang tak rata, atau pompa yang rusak.

“Ada bangunan yang menghambat saluran dan kami putuskan untuk membongkarnya. Salah satu yang baru kami bongkar di Kebon Jeruk, Jakarta Barat,” ujarnya.

Bersama pemerintah tingkat kota, kecamatan, dan kelurahan, pihaknya memastikan tali air, saluran lingkungan, dan pompa air berfungsi baik. “Saat ini ada sekitar 20 pompa yang rusak dari total sekitar 450 pompa. Kami tengah memperbaiki atau mengganti sehingga semuanya bisa berfungsi,” kata Teguh.

Di Jakarta Selatan, bak penampungan air yang berada di Kelurahan Rawajati, Kecamatan Pancoran, tertimbun sampah dan puing bangunan. Bak itu menghubungkan tiga saluran air dari permukiman warga menuju Sungai Ciliwung. Sampah yang menumpuk menyumbat saluran air sehingga kerap memunculkan genangan di sekitarnya.

Ketua RT 003 RW 001 Kelurahan Rawajati Ahmad Yuliadi (53) mengatakan, sejak tiga tahun lalu, bak penampungan air di wilayahnya tidak pernah dikeruk. “Saya sudah meminta ke Pemerintah Kota Jakarta Selatan untuk membongkar bak, tetapi hingga sekarang belum dibongkar,” kata Ahmad.

Menurut dia, aliran air di saluran itu tersumbat karena tumpukan sampah dan karena bak penampungan air terlalu kecil. Selain sampah plastik, saluran air juga tersumbat bebatuan dan pasir yang merupakan sisa pembangunan jalan layang Kalibata.

Sebagian saluran air juga tertutup landasan yang dulu dibangun untuk meletakkan tiang penyangga jalan layang. Setelah pembangunan selesai, pekerja tak membongkar landasan kerja.

Anjas (38), warga sekitar, mengatakan, saat hujan deras, air menggenangi jalan dan sebagian rumah warga. “Air memang cepat surut. Namun, selama ada genangan, kami sulit beraktivitas,” tuturnya.

Kemarin, petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) Kelurahan Rawajati mengangkut sampah dan menyingkirkan puing-puing bangunan. Petugas juga memasang alat sedot lumpur.

Kepala Seksi Pemerintahan Kelurahan Rawajati Eko Prasetyo mengatakan, petugas mencoba menyedot lumpur. Apabila pendangkalan lumpur di bak penampungan terlalu parah, pihaknya melaporkan hal itu ke Suku Dinas Tata Air Jakarta Selatan. Setelah pembenahan bak penampungan selesai, petugas mengangkut puing bangunan.

Genangan di badan jalan juga terlihat di wilayah Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Air tidak mengalir langsung ke saluran karena tali air dan saluran penghubung belum padu.

Di Jalan Danau Sunter Utara, puluhan pekerja tampak mengeruk saluran yang selama ini tertutup. Mereka menggali dan melebarkan saluran yang mengarah ke Kali Sunter.

Tidak hanya itu, di Kamal Muara, Penjaringan, genangan juga masih sering terjadi, tepatnya di Jalan Kapuk Kamal Raya. Kondisi saluran di wilayah ini terokupasi bangunan dari sejumlah pabrik yang ada.

Lurah Kamal Muara Dwi Panji menuturkan, sedikitnya ada 19 bangunan milik perusahaan yang mengokupasi saluran. Bangunan ini berdiri sejak puluhan tahun lamanya sehingga membuat genangan terus terjadi.

“Sebanyak empat bangunan dari perusahaan berbeda telah kami bongkar. Sisanya akan dibongkar juga, tetapi terhalang utilitas yang ada di bawah saluran. Karena itu, akan dicek dulu oleh pihak terkait,” ucapnya.

Di Jakarta Barat, petugas PPSU harus menguras air dengan sapu lidi supaya mengalir lancar ke saluran air.

Di Kota Bekasi, BPBD Kota Bekasi mendirikan posko satuan reaksi cepat penanggulangan banjir di enam kecamatan, yakni, Bekasi Barat, Bekasi Selatan, Bekasi Timur, Bekasi Utara, Jatiasih, dan Medansatria. “Posko didirikan mulai Senin ini hingga akhir April,” ujar Koordinator Satuan Reaksi Cepat BPBD Kota Bekasi Ahmad Dumiyati.

Berdasarkan data BPBD Kota Bekasi, belum ada lokasi yang terkena banjir meskipun hujan mengguyur Bekasi sejak Minggu hingga Senin sore. Namun, genangan terdapat di beberapa ruas jalan, seperti di Jalan Komsen Jatiasih, Jalan Pekayon, serta di Jalan Jatikramat depan Kompleks Dosen IKIP.

(DNA/JAL/DEA/ILO/MKN)

Artikel terkait

Leave a Reply

Back to top button