Sejumlah Kiat Atasi Genangan
JAKARTA, KOMPAS — Hujan yang mengguyur Jakarta Barat sepanjang Rabu (13/1) membuat sejumlah titik di Jakarta Barat tergenang. Genangan tampak di jalan lingkungan, jalan utama, dan area jalan tol. Aktivitas warga sempat terhambat. Instansi terkait pun bersiasat.
Kepala Suku Dinas Tata Air Jakarta Barat Imron mengatakan, pihaknya siap mengerahkan dua pompa mobile (bergerak) untuk mengatasi genangan di Meruya Utara. Sesuai arahan Gubernur DKI Jakarta, mulai 2016 genangan di jalan menjadi kewenangan Dinas Bina Marga. Khusus untuk area di dalam tol menjadi kewenangan PT Jasa Marga. Pemprov DKI membantu menyediakan pompa untuk mempercepat surutnya genangan.
“Tadi kami langsung mengerahkan dua pompa mobile untuk menyedot genangan di Tol Meruya Utara,” ujar Imron, Rabu.
Ada sekitar 21 titik rawan banjir dan genangan di Jakarta Barat. Titik rawan itu di antaranya berada di Citraland dan Jalan Kyai Tapa, Grogol; Universitas Trisakti; Kedoya Green Garden; kompleks Pergudangan Miami, Tegal Alur; serta Jalan Peternakan, Kapuk, dan Meruya Utara. Pihaknya mengerahkan camat untuk mendata titik-titik rawan genangan. Dengan data itu, ia akan mengerahkan personel untuk menguras saluran penghubung dan kali. Dana untuk pengurasan saluran dan normalisasi kali mencapai Rp 45 miliar pada 2016.
“Selain fokus mempercepat surutnya genangan, kami juga membangun sejumlah bak kontrol dan tali air untuk memudahkan pemeliharaan saluran air,” ujar Imron.
Selain memaksimalkan normalisasi, ia juga sudah menyiapkan 18 pompa bergerak di titik rawan itu. Di sejumlah titik rawan, seperti kawasan Taman Ratu, juga tersedia pompa stasioner. Jakarta Barat punya 30 pompa stasioner berkapasitas 750-1.000 liter per detik. “Pompa mobile kami kerahkan di Jalan Kyai Tapa, kawasan Buddha Tzu Chi Cengkareng, dan Taman Ratu,” katanya.
Menurut pantauan Kompas, lokasi yang tergenang di antaranya Jalan Daud dan Jalan Harun, Kelurahan Sukabumi Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Posisi jalan yang berada di dataran rendah membuat lokasi itu mudah tergenang.
Air setinggi sekitar 1 meter juga menggenang di jalan penghubung antara wilayah Jalan Arteri Pondok Indah dan kawasan Rawabelong itu.
Lurah Sukabumi Utara Muhammad Fahmi mengatakan, wilayahnya itu memang menjadi langganan banjir karena lokasinya berada di dataran rendah. Air berasal dari limpasan Kali Sekretaris. Hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi dengan durasi 3-5 jam bisa membuat wilayah itu tergenang hingga 1 meter. Pihaknya sudah mengerahkan petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) untuk menguras saluran mikro di wilayah itu. Namun, upaya tersebut belum berdampak signifikan.
Sementara itu, lokasi lain yang tergenang adalah Tol Jakarta Outer Ring Road, tepatnya di Gerbang Tol Meruya Utara, Kembangan. Wilayah itu terendam 1 meter lebih.
Kota Tangerang bergegas
Di sebelah barat Ibu Kota, Pemerintah Kota Tangerang melalui Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air juga bergegas. Awal 2016, mereka sudah menyiapkan long storage sebagai sistem penanganan banjir. Long storage adalah konstruksi penampungan air sungai yang dibuat memanjang. Long storage menampung air buangan yang disedot dari Situ Babakan. Hal ini sejalan dengan program mengurangi volume air Situ Bulakan, Periuk.
“Pengurangan debit air Situ Bulakan dilakukan dengan cara menyedot air dan mengalirkan ke Kali Cirarab dan long storage,” kata Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah, Rabu.
Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Nana Trisyana menjelaskan, long storage diharapkan mampu menampung limpasan air dari Kali Cirarab dan Kali Ledug sehingga bisa mengurangi beban Situ Bulakan.
Panjang long storage yang sudah terbangun 500 meter, dilengkapi dengan dua pompa berkapasitas 100 liter per detik.
Nana menjelaskan, antisipasi banjir lainnya yang sudah rampung antara lain pembangunan turap sepanjang 850 meter di Kali Cirarab. Turap setinggi 10 meter tersebut diharapkan mengurangi dampak banjir yang diakibatkan luapan Kali Cirarab.
Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota Tangerang mencatat 24 titik rawan banjir di daerahnya. Sebagian besar titik banjir ini terdapat di kawasan perumahan, seperti kompleks Bangun Reksa, Pondok Maharta, Puri Kartika, Puri Kartika Baru, Mahkota Simprug, dan Perdagangan di Ciledug. Juga kompleks Perumahan Periuk Damai, Total Persada, dan Taman Cibodas. Juga kawasan permukiman di Petir.
“Pemerintah Kota Tangerang telah menetapkan status siaga banjir mulai Januari sampai Maret mendatang,” kata Ketua Tagana Kota Tangerang Tatang Fauzi.
Waduk Giri Kencana
Sementara itu, sejumlah warga mempertanyakan kelanjutan pembangunan Waduk Giri Kencana di Cilangkap, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Dari areal seluas 6,5 hektar, baru 4 hektar yang berfungsi sebagai waduk. Sejak dibangun dua tahun terakhir, waduk itu sudah dapat mengurangi genangan di permukiman saat hujan datang.
Heru (45), warga setempat, menyatakan, penyelesaian pembangunan Waduk Giri Kencana amat diharapkan, sesuai janji Pemprov DKI.
Lurah Cilangkap Dwi Ispuranto mengatakan, saat ini sudah ada delapan bidang seluas 6.000 meter persegi yang dibebaskan untuk perluasan Waduk Giri Kencana. Selanjutnya, masih ada 8 bidang lahan lagi yang akan dibebaskan untuk perluasan waduk.
Kepala Dinas Tata Air DKI Teguh Hendrawan mengatakan, pembangunan Waduk Giri Kencana akan terus dilanjutkan. Pada 2016 ini, Dinas Tata Air DKI menginventarisasi waduk yang sudah dibebaskan dan akan dikeruk. (PIN/MDN/DEA)