KegiatanTata Ruang

Mayors Forum on Future Cities di Colombo

Dalam rangka Peringatan Ulang Tahun ke 150 tahun Kota Colombo, Sri Lanka telah dilaksanakan pertemuan Mayors Forum dengan tema “Future Cities“. Rangkaian kegiatan acara dilangsungkan selama 2 (dua) hari yaitu tanggal 13-14 Desember 2015, yang diawali kegiatan The 1st Mayors Forum on Future Cities.

The 1st Mayors Forum on Future Cities di Colombo, Sri Lanka adalah forum Walikota Seluruh Dunia yang digagas oleh Colombo Municipal Council/Pemerintah Kota Kolombo bersama Pemerintah Republik Sosialis Demokrat Sri Lanka, bertemakan “Future Cities Development“.

Forum dibuka secara resmi oleh Walikota Colombo, Sri Lanka, dan dihadiri oleh lebih dari 200 peserta, termasuk perwakilan pemerintah dari negara–negara Asia Pasifik, yaitu: India, Pakistan, Bangladesh, Nepal, Indonesia (Jakarta), Maladewa, Turki, China dan Korea Selatan. Peserta lainnya termasuk perwakilan Parlemen Sri Lanka, Gubernur Bank Sentral Sri Lanka, Kementerian Sri Lanka, universitas, organisasi ilmiah dan penelitian, lembaga swadaya masyarakat, sektor swasta/bisnis, dan pengamat/pemerhati lingkungan.

Pada kesempatan Mayors Forum tersebut perwakilan Pemerintah Provinsi Jakarta diberikan waktu dan kesempatan sebagai salah satu panelis dalam forum diskusi dengan perwakilan Mayors dan para ahli serta perwakilan cendekiawan Universitas yang menangani perencanaan dan pengambilan kebijakan untuk pembangunan perkotaan di India, Srilanka dan Bangladesh. Masing-masing panelis berkesempatan memaparkan strategi dan upaya terobosan yang telah dilakukan dalam membangun dan mengembangkan kotanya menuju “future cities” melalui kolaborasi bersama antara Pemerintah, Masyarakat, NGO, akademisi serta dunia usaha. Kami mengedepankan konsep good governance dan smart city.

Dalam pertemuan tersebut juga dibahas mengenai pentingnya membangun kota dengan menggunakan pendekatan kerangka kerja Economic-Sociologic–Ecologic atau Inclusive Development. Ketiga pendekatan tersebut dibutuhkan untuk membangun kota secara berkelanjutan. Pembangunan kota di harapkan memenuhi dan memperhatikan keterkaitan antara 3 dimensi yaitu pendekatan pembangunan ekonomi dengan memperhatikan keseimbangan ekologi serta dengan tetap memperhatikan aspek humanis atau sisi sosial.

Saat ini banyak kota- kota di dunia terutama di negera berkembang menjalankan model pembangunan eksklusif karena keinginan untuk mengejar ketertinggalan laju pertumbuhan ekonomi dari negara maju. Untuk mengejar ketertinggalannya tersebut, pembangunan ekonomi di kawasan perkotaan di prioritaskan pada sektor yang mampu memberikan nilai tambah lebih tinggi, yaitu sektor sekunder dan tersier. Namun dalam sektor sekunder dan tersier hanya bisa memberikan lapangan pekerjaan pada lebih sedikit penduduk, bila dibandingkan dengan sektor primer yang mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak. Akibatnya terdapat ketimpangan distribusi pendapatan yang berdampak terhadap naiknya angka kemiskinan dan pengangguran. Ekses lain pembangunan eksklusif adalah dampak kerusakan lingkungan karena pembangunan yang tidak berwawasan lingkungan. Kondisi dan tipe pembangunan seperti ini lambat laun justru akan menyebabkan dampak kerusakan yang lebih besar, sehingga kerangka pembangunan perkotaan harus di ubah menjadi menjadi pembangunan yang memperhatikan pertumbuhan (pro growth), penyerapan tenaga kerja (pro job), mengurangi kemiskinan (pro poor) dan juga memperhatikan pelestarian dan keseimbangan lingkungan dan ekosistem kota (pro environment).

Artikel terkait

Leave a Reply

Back to top button