KegiatanLingkungan Hidup

Pertemuan dengan Tim Marunda Urban Resilience In Action (MURIA)

Muria

Jakarta, 10 September 2018 telah Kedeputian Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup menerima kunjungan dari Tim MURIA (Bapak Chasan dan Ibu Diah) dan Anggota International Federation of Red Cross and Red Cressent Societies (IFRC). Pada pertemuan ini terdapat 3 (tiga) hal yang didiskusikan adalah sebagai berikut: (i) Rencana Kegiatan di Australia. Pertemuan di Australia akan banyak membahas kegiatan yang berkaitan dengan Multi Stake Holder Platform. Sekretariat Jakarta Berketahanan juga akan diundang karena sudah bekerjasama dengan Platform MURIA dan Partner for Resilience (PfR). Dalam hal kerjasama dengan MURIA lebih pada kegiatan teknis dilapangan sedangkan PfR fokus pada kebijakan. Beberapa kebijakan PfR adalah (i) Penanggulangan Kebencanaan, (ii) Perubahan Iklim dan (iii) Pelestarian Ekosistem dan Lingkungan Hidup. Direncanakan kegiatan di Australia akan dilaksanakan pada tanggal 7 s.d 8 November 2018. Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup akan menjadi salah satu Narasumber pada acara tersebut. Diperkirakan surat dan Term Of Reference terkait keberangkatan ke Australia akan selesai pada minggu depan. (ii) Pembahasan Rencana Kelanjutan Penyusunan Desain Besar Penanggulangan Bencana. International Federation of Red Cross and Red Cressent Societies (IFRC) berencana membantu Palang Merah International dengan pendanaan dari American Red Cross yang salurkan melalui PMI Jakarta. Saat ini American Red Cross sedang dalam transisi kepengurusan serta dalam koordinasi ulang dengan PMI DKI Jakarta. Pada prinsipnya secara teknis kelanjutan penyusunan Desain Besar Penanggulangan Bencana tidak ada masalah akan tetapi masih menunggu hasil diskusi dengan PMI. Substansi Desain Besar Penanggulangan Bencana  adalah mengutamakan peran masyarakat dan pemerintah dari segi regulasinya. Dengan adanya Desain Besar Penanggulangan Bencana diharapkan DKI Jakarta melibatkan secara langsung dalam penggulangan bencana. (iii) Penyusunan Panduan Grand Desain. Salah satu peran dan keterlibatan masyarakat termuat dalam Grand Design tetapi metode dan cara penyusunan Grand Design belum ada atau belum baku. Penyusunan Grand Design akan mudah dipahami bila ada panduan sehingga dapat menjaga kualitas dari dokumen tersebut. Dalam panduan penyusunan Grand Design salah satu yang perlu ditekankan adalah rekomendasi fasilitator. Panduan sebaiknya dibuat dalam bentuk Leafflet dengan tambahan uraian sekitar 20 (dua puluh) lembar serta contoh Dokumen Grand Design yang ada.  Dalam panduan tersebut perlu mencakup proses penyusunan, minimum requarement dan hasil Grand Desain itu sendiri. Dalam pertemuan berikut untuk membahas panduan penyusunan Grand Design perlu mengundang SKPD jangkar, Mitra NGO dan Champion (perwakilan warga). Time Line pertemuan penyusunan panduan GD akan diatur Tim MURIA. Sebagai informasi tambahan bahwa Forum Pertanian Perkotaan akan mulai di Bulan Oktober sebagai bentuk Implemtasi GD.

Baca juga :  New Year Gathering Green Building Council Indonesia (GBCI)
-->

Artikel terkait

Back to top button